Chereads / Mars meet Venus / Chapter 3 - Venus yang menawan

Chapter 3 - Venus yang menawan

"Venus yang menawan"

dentuman nada nada piano terdengar dengan lembut di pagi hari ini, sayup sayup nada itu semakin berirama, seseorang tengah bermain piano

river flows in you

mimpi, harapan, kehilangan, cinta, keindahan, mengiris hati siapapun yang mendengarnya, seseorang memainkannya dengan sangat baik, menyampaikan seluruh emosinya dengan sangat cantik, siapakah dia?

Seorang gadis terduduk didepan grand piano yang sudah mulai usang, bau kayu mapel menyeruak, samar samar terdengar suaranya bersenandung, bersenandung dengan suara yang hampir tidak terdengar

you are just to young to find the senses in your life

looking for something else like the dream that you have

ia menahan nafas, menahan debaran jantungnya, menekan nuts nuts piano dengan tangannya yang mulai bergetar, menyakitkan namun melegakan dalam waktu bersamaan

filled your life with something else like teardrops in your eyes

who does care what you are while the river flows in you?

pikirannya semakin kalut, namun jarinya semakin liar menekan hitam putih itu dengan penuh penekanan, tempo yang dimainkan semakin teratur, namun gadis itu tak lagi sanggup bersenandung

you are not the fool, no…

you're a beautiful one

you are like the sun

cause this one river flows in you

Venus berhenti menekan nuts saat seseorang melanjutkan senandung yang sempat terhenti, melanjutkan nya dengan percaya diri, dengan suara yang lebih terdengar

'mars?'

mars sudah duduk disamping venus, melanjutkan permainan piano nya yang terhenti, yang menggantung di udara, jemari mars kini tengah bermain diantara nuts yang sudah mulai berdebu, menekannya dengan berani, dengan suara indahnya juga tanpa getaran di tangannya, venus tidak berkutik, hanya melihat ke arah mars yang kini menutup matanya dengan bernyanyi ringan

suara ini, akan menjadi melodi paling indah yang pernah venus dengar selama hidupnya, kini pandangan venus tidak beralih darinya, rambut basah mars yang hampir menutupi menutupi kelopak matanya, hidung bangirnya yang menawan juga rahang nya yang tajam

namun tatapannya berhenti saat permainan berakhir, venus mengalihkan pandangannya pada piano usang di depannya dan hanya diam

"Permainan yang cantik, Venus"

Mars melihat kearah venus yang masih sibuk dengan pikirannya sendiri, mars menyukai ketika venus seperti ini, terlihat dingin namun menawan, sangat menawan dan tidak bisa dilewatkan

"Terimakasih"

venus menjawab lalu mengulum senyuman yang hampir tak terlihat

"Woahh ternyata seorang venus sangat ahli dalam bermain piano, sejak kapan venus?"

Mars terlihat sangat antusias untuk berbicara lebih banyak, tapi tidak dengan lawan bicaranya, yang hanya menanggapinya dengan datar

"Sejak lama, namun sejak lama juga nggak bermain piano"

venus menekan sembarang nuts menimbulkan bunyi sembarang yang kembali terdengar, mars terkekeh dibuatnya

"jadi? mau mengajariku bermain piano? "

Mars bertanya sambil menopang dagunya dan tersenyum lebar ke arah venus, matanya membentuk bulan sabit terbalik

"nggak, aku nggak terlalu bisa"

Venus nampak mengelembungkan pipinya merasa kesal karena perubahan tingkah laku mars yang mendadak ingin diajarkan, ia tetap mengelembungkan pipinya menggemaskan seperti anak berumur lima tahun

"jadi siapa yang sedang dibodohi?"

Mars mengerucutkan bibirnya merasa kecewa dengan jawaban yang venus katakan

"aku tidak membodohi, aku memang tidak terlalu ahli"

Venus akhirnya menatap mars yang masih dengan ekspresi semula, melihatnya membuat perut venus serasa dihinggapi kupu kupu, akan sangat memalukan jika tertawa sekarang, oh sepertinya jangan dulu

"biar aku yang mengajarimu, dibagian reff tadi kamu berhenti, kamu lupa nada kuncinya venus? atau asik memandangi wajah tampanku?"

Mars nyengir kuda dan Venus memutar bola matanya jengah, Mars keterlaluan, bagaimana bisa dia membaca pikirannya?

"aku tidak ingat nada kucinya"

sepasang tangan yang hangat menganggam pergelangan tangan venus dan meletakan nya diatas nuts piano, dalam detik selanjutnya mars sudah berada di belakang venus dengan mengangkat dan menekan jari jari venus untuk mengikuti pergerakan tangannya

you are not the fool, no…

you're a beautiful one

Venus bisa merasakan tengkuknya merinding hebat karena ia bisa merasakan Mars berbisik tepat di samping telinga kanan nya, membisikan lirik lagu yang tengah dimainkan, apakah ini sebuah bisikan atau sebuah kejujuran?

you are like the sun

cause this one river flows in you

"Ekhemm… okay mars, cukup dan terimakasih"

venus menjauhkan tangannya dari genggaman mars yang membuat mars segera menegakkan badan nya

"maaf venus, aku hanya menampilkan sesuatu yang terlewat tadi"

venus mengangguk kemudian pergi tanpa mengatakan sepatah katapun

"apa aku membuatnya tidak nyaman?"

mars bergumam merasa tak enak telah menyentuh nya tanpa ijin terlebih dulu, dia sama sekali tidak sedang mengambil kesempatan, ia merasa refleks untuk membantu venus menemukan nada nya kembali, nada nya yang sempat hilang, hilang?

Apa gadis itu benar-benar kehilangan nada?

ataukah hanya kaget atas kedatangan mars?

entahlah, venus memang selalu begitu, misterius dan sulit ditebak

***

Mars kembali duduk diujung kursi kantin istirahat kali ini, seperti biasa membawa susu pisang dan roti tawar kesukannya, tidak dapat dihindari mars memang terlahir untuk tetap menjadi anak kecil yang menggemaskan, sekalipun usianya kini telah menginjak remaja

"sendiri aja lu? tumben pacar lu gaada"

Jeriko, teman satu band nya menghampiri mars yang tengah duduk dengan santai

"pacar yang mana? ngasal"

"siapa lagi kalo bukan anak kepsek kesayangan kita"

jeriko terkekeh setelah mengakhiri ucapannya yang berbalas tinjuan dilengannya

"eh kalian emang pacaran kan? lu kok ga bilang sih, bisa bisanya temen sendiri nggak dikasih tau, parah lu"

"capek gue digosipin terus sama dia"

mars memasang wajah kesal nya

"ya sorry gue kira kalian emang udh official, eh btw kita mau kapan latihan? udah mepet mepet gini buat tampil masih belum ada progress"

merasa diingatkan, mars sama sekali belum ada persiapan untuk tampil, belum sama sekali, bahkan nyaris tidak terpikirkan

"Kalo sore ini gimana?"

mars kemudian menawarkan yang dibalas anggukan jeriko

"kita mau latihan dimana? eh lu ga rapat sore ini?"

"ditempat biasa, gatau sih liat aja nanti"

mars kemudian mulai melahap roti yang ada digenggaman nya juga meneguk susu pisang dengan tenang

"okay deh, lu calling calling ya"

"beres"

tak lama rose datang dengan kumpulan para gadis hits di SMA Angkasa dan sudah dapat ditebak mereka duduk di kursi yang mars tempat

"Hallo cantik"

jeriko menyapa dengan senyum sumringah yang hanya dibalas tatapan sebal oleh para gadis

"Hallo pacar"

rose kemudian membuat jarak antara dirinya dan mars semakin dekat dan merebut susu pisang yang langsung diminum dengan sekai gerakan

"Sopan dikit kali rose itu minuman gue"

mars tampak kesal dengan apa yang rose perbuat

"dih sensi amat, lagi pms ya kamu babe? lagian kan apa yang kamu punya itu juga milik aku"

rose memberikan wink yang dibalas mars dengan mengerutkan dahi

"ngaku ngaku deh lu rose, sejak kapan mars jadi pacar lu?"

jeriko terkekeh geli melihat rose yang posesive tidak pada tempatnya yang langsung dibalas death glare oleh mars

"mau gue skors selamanya lu?"

rose memberikan tatapan mematikannya yang membuat jeriko tertawa lebih lebar, jeriko adalah teman baik mars, karena itu dia juga sudah seperti teman baik bagi rose

"skors aja rose, biar tau rasa nih kunyuk satu"

micheal menimpali sambil menyikut lengan jeriko yang membuatnya mengaduh, pura pura kesakitan

"neng micheal galak banget si, nanti cantiknya ilang loh"

jeriko tersenyum lebar dan micheal melihatnya jijik

"mars, nanti sore kita jalan yuk?"

rose menyenderkan kepanya pada bahu mars

"ga, gue sibuk"

mars membalasnya jutek

"udah keduluan, gue udah ajakin ngeband nanti"

jeriko menimpali

"oh yaudah aku ikut kamu ngeband aja ya"

mars hanya mengangakat bahu

terserah

tak lama bel sekolah berbunyi tanda istirahat sudah berakhir, semua orang kembali ke kelasnya masing masing tak terkecuali mars dan orang orang yang berkumpul dimeja kantinya sejak tadi, saat mars hendak masuk kelas ia melihat venus yang berjalan ke arah kelasnya dengan membawa setumpuk buku dilengannya dengan rambut yang sedikit berantakan tertiup angin, mars melihatnya sambil tersenyum

cantik sekali, venus yang cantik.