***
"Permisi pak ,setengah jam lagi kita ada meeting diperusahaan EG group."ucap Dinda sambil menyerahkan berkas kepada Revano
"Tunggu apa EG group itu perusahaan Papa ya?"batin Dinda
"Ya tuhan, benar itu perusahaan papa."ujar Dinda setelah mengingat kalau EG group adalah perusahaan sang Papa
"Baiklah 5 menit lagi kita berangkat, tolong kamu siapkan berkas-berkasnya."ucap Revano yang sedari tadi masih menatap layar komputer yang berada tepat didepannya
"Sudah pak, keperluan berkas-berkas sudah saya siapkan dari tadi."ucap Dinda seraya memberikan berkas-berkas yang sudah ia siapkan tadi
"Baiklah ayo kita berangkat."ucap Revano yang beranjak berdiri lalu berjalan kearah Dinda dan menggandeng tangan Dinda untuk pergi menuju parkiran mobil
"Kenapa dia menggandeng tangan ku."
gumam Dinda didalam hati
***
Kali ini Revano menyetir mobilnya sendiri tidak dengan supir yang seperti biasanya ia pakai.Setelah sampai ditempat yang harus ditujui mereka berdua turun dari mobil lalu mereka menuju lantai atas tempat tujuan mereka untuk meeting dengan perusahaan EG group.
abang Alvino ♥
"Bang kalo nanti kita ketemu anggep kita gak kenal aja ya bang."ucap Dinda seraya mengetik pesan untuk Alvino
"Pliss bang, anggep kita ga saling kenal ya abangkuu😍"
"Ckck sudah kuduga kau akan bilang begini, yasudah akan aku turuti tapi tak ada yang gratis didunia ini tentu ada syaratnya."
balasan pesan dari Alvino
"Apapun untukmu abangkuuu syaratnya dirumah aja ya,Dinda sayang abang😙"
balasan dari Dinda yang tentunya sangat lebih tenang dari sebelumnya,karena kalau sampai abangnya itu menyapa Dinda bisa-bisa gawat. seluruh dunia akan tau bahwa putri satu-satunya dari keluarga emily grace adalah adinda yang kini menjadi sekretaris sekaligus asisten pribadi Revano
"Hm, baiklah semoga drama mu kali ini bagus."
balasan dari Alvino yang tentunya membuat dinda tersenyum lantaran abangnya tau kalau dinda pandai membuat drama dan tentunya pandai dalam melakukannya juga
***
"Dinda dilantai berapa pak Alvino emily menunggu."ucap Revano seraya berjalan menuju lift
"Dilantai 4 ruang xxx Pak."
ucap Dinda sambil menyusul revano menuju lift,bahkan ia sangat kewalahan karena revano sangat cepat sekali berjalan sedangkan Dinda memakai highthells dan itu membuatnya agak lama untuk berjalan
***
"Permisi Pak maaf saya sedikit terlambat karena tadi ada kendala sedikit."ucap Revano sambil berjabatan tangan dengan orang itu
"Iya tak apa, baiklah apa kita bisa mulai sekarang."ucap Alvino sambil membalas jabatan tangan dari Revano dan ia pun tersenyum kecil melihat seseorang yang berada tepat disamping Revano yaitu adik kesayangannya,Adinda
"Baik Pak,mari kita duduk dan bahas masalah kontraknya."ucap Revano yang kini telah duduk bersamaan dengan Alvino didepannya
Kini mata Alvino tertuju pada sang adik yang duduk didepannya sesekali ia mengedipkan matanya dengan sang adik.namun sang adik begitu sangat malu ketika sedang bersama dengan revano dan itu sangat berbeda dengan sifatnya 180 derajat jikalau sedang berada dirumah.Revano yang melihat mereka saling bertatapun sangat kesal jikalau ada orang yang menatap tajam kearah Dinda padahal jika ia tau orang yang menatap Dinda itu adalah abang ipar nya wkwk.
"Ckck kenapa dia menatap gadisku dengan tatapan lapar."gumam Revano didalam hati
Ehmm, perkenalkan pak ini dinda sekretaris saya sekaligus calon istri saya."ucap Revano yang menekankan kata calon istri
Deggg...deggg...ggg
Kini jantung dinda berdetak lebih kencang dari sebelumnya, karena ia begitu terkejut mendengar pengakuan dari revano bahwa ia adalah sekretaris sekaligus calon istrinya.
"Ckck matii akuuu!!!"
gumam Dinda didalam hati sambil mengingat kata yang Revano ucapkan tadi yaitu "calon istriku"
"Bisa habis aku karena boss gila ini mengaku-ngaku sebagai calon suamiku."gumam Dinda didalam hati dan sedari tadi ia menatap kearah sang abang namun tatapan sang abang begitu sangat tenang dan tidak mengartikan apa-apa,justru ekspresi tersebutlah yang bisa membuatnya
menjadi gila nantinya
"Oh jadi gadis cantik ini sekretarismu dan calon istri mu ya."ucap Alvino sambil tersenyum dan menatap tajam kearah dinda
"Iya dan kami akan segera melangsungkan pernikahan."ucap Revano sambil tersenyum
"Habislah aku ! kenapa boss gila ini bisa melakukan hal diluar dugaankuuu yatuhannnn."gumam Dinda yang kini sangat takut lantaran ia melihat eksperesi yang tidak biasanya dengan Alvino
"Baiklah saya menunggu undangan dari kalian."ucap Alvino yang tersenyum dihadapan Dinda dan Revano
"Huwaaaaa,yatuhannn kumohon bantu aku untuk bernafas dihari berikutnyaaa."
ucap Dinda sambil memasang mimik muka senduh dihadapan Alvino
Setelah usai membahas masalah pekerjaan mereka masing-masing, akhirnya Alvino setuju dengan kontrak yang diajukan oleh perusahaan Revano dan benar perusahan mereka akan menjalin kerja sama antar kedua belah pihak...
"Baikk saya harap kita akan menjadi patner kerja yang bisa saling mempercayai masing-masing tugas kita pak."
(ucap Revano yang kini telah selesai untuk tandatangan kontrak dan ia pun membalas senyuman Alvino)
"Baik saya harap begitu."
(ujar alvino sambil tersenyum tipis setelah menandatangani kontrak yang diajukan Rrvano)
"Saya permisi ke toilet sebentar pak."
(ucap Revano yang kini tengah berjalan menuju toilet diujung ruangan tersebut)
"Baik silahkan."
ucap Alvino yang kini menatap tajam kearah Dinda)
***
Deggg...deggg...ggg
"MATI AKU!"
gumam Dinda sambil melihat Revano yang kini telah menjauh dari hadapannya
"Hmm,ada hubungan apa kamu dengan dia."
ucap Alvino yang kini sedang mengintrogasi dinda lantaran sedari tadi konsentrasinya tergangu dengan ucapan-ucapan yang dikatakan oleh Revano tadi bahwa dinda adalah calon istrinya
"Emm...mmm gaada kok bang."
ucap Dinda sambil bergetar dan menuduk karena ia tak berani untuk menatap tajam kearah Alvino
"Lalu kenapa dia bilang kau adalah calon istrinya?"tanya Alvino dihadapan Dinda sedangkan mimik wajah Dinda sekarang sedamg ketakutan mengahadapi pertanyaan-pertanyaan yamg akan diajukan oleh Alvino
Dinda hanya bisa diam dan mencerna apa yang dikatakan oleh Alvino.lalu ia berpikir sejenak untuk menjawab pertanyaan dari abang nya itu.
"Eng...gakk kok bang."jawab Dinda sambil bergemetar karena ia sangat takut akan apa yang terjadi padanya saat pulang kerumah nanti
"Baiklah mari kita perjelas nanti dirumah ya adekku."ujar Alvino sambil tersenyum geli dengan ekspresi sang adik karena sangat takut untuk menatap wajah Alvino dan karena Alvino tak ingin membahas ini lebih jauh lagi maka dari itu ia hanya berkata jika masalah ini akan diperjelas dirumah saja
"Iyyy...aaa bang."
ucap Dinda yang kini tersenyum tipis lalu sambil bergetar
"Semoga besok aku masih bisa melihat matahari terbit tuhan."
gumam Dinda didalam hati
*
*
*
TBC
Mau update terus setiap hari yakan?
kasih like dan komentar kalian dong wkwk supaya aku tambah semangat lagi nulisnya dan jangan lupa beri bintang 4/5 di novelku ya, satu lagi vote jangan dilupainn wkwk terimakasih teman-teman✨