Chereads / Kebangkitan Sang Perayu / Chapter 32 - Mengirim Pesan

Chapter 32 - Mengirim Pesan

Di sebuah gedung besar di sebuah kota, terjadi kejahatan yang mendatangkan pasukan penjaga khusus. Hal ini membuat tim Lu Beixiao segera beraksi menuju lokasi menggunakan helikopter.

****

Semetara itu, selama tiga hari di kampung halaman, Ye Qiao sibuk membantu urusan rumah keluarga angkatnya. Ia ikut membantu kesembuhan kaki ayah angkatnya.

Di kehidupan sebelumnya, ayah angkat Ye Qiao mengikuti anjuran kakak iparnya untuk pergi ke klinik akupuntur ilegal karena harganya lebih murah dan agar bisa menghemat uang. Klinik itu tidak bersertifikat dan kondisinya tidak terjamin bersih. Semua jarum yang dipakai juga tidak steril.

Akibatnya, ayah angkatnya itu terinfeksi jarum akupuntur. Awalnya kakinya hanya bernanah, tapi akhirnya kaki itu harus dioperasi.

Pasca operasi, kaki ayah angkatnya mengerut karena protein dalam kakinya berkurang. Beliau tidak mau membuang uang untuk menambah protein, sehingga beberapa lama kemudian, kondisi tubuhnya memburuk, dan akhirnya sakit parah.

Di kehidupan sekarang, pada hari kedua Ye Qiao mengunjungi kampung halaman, ia membawa ayah angkatnya ke rumah sakit terbaik di kota sekaligus mencari orang ahli untuk berkonsultasi.

Hanya membutuhkan operasi kecil, darah yang terhenti dalam bengkakan itu pun bisa keluar. Beberapa hari, peradangan juga sudah hilang, dan akhirnya ayah angkatnya sudah bisa berjalan bebas.

Sesudah keluar dari rumah sakit, Ye Qiao melihat telepon umum berwarna oranye di sebelah kios koran. Ia pikir, inilah saatnya menghubungi Lu Beixiao.

Ketika ia mengangkat gagang telepon, ia menemukan hal yang menyedihkan. Sepertinya ia lupa cara menelepon pager!

Di kehidupan sebelumnya, Ye Qiao sudah hidup sampai di tahun 2015. Saat itu pager sudah menghilang di era 2000an, jadi ia sudah lupa cara pengoperasia alat itu.

Untungnya, ada seorang kakek penjaga kios koran yang menunjukkan Ye Qiao cara menghubungi pager. Kebetulan pager itu ada di kiosnya juga.

Cara menghubungi pager masih harus melalui seorang operator. Ketika Ye Qiao menghubungi nomor Lu Beixiao, terdengar suara pegawai operator dalam pager itu "Selamat datang. Silakan tinggalkan pesan."

"Kak Beixiao, aku ada di Kota L. Aku merindukanmu! Muah!"

Ye Qiao mengucapkan tanpa malu, sampai seorang kakek tua berkacamata yang sedang membaca surat kabar satu demi satu kata di kios koran itu menoleh padanya.

Gadis zaman sekarang semakin berani berkata mesra di tempat umum.

"Berapa, Kek?" Ye Qiao menanyakan tarif.

Kakek penjaga kios hanya menunjukkan dua jari.

"Dua yen?" Tanya Ye Qiao sambil memberi uang.

"Dua sen!" Perjelas kakek itu lagi.

"Murah sekali..." Gumam Ye Qiao.

*****

Kembali ke keributan sekelompok teroris di kota.

"Helikopter sudah siap? Tinggal setengah menit terakhir! Kalau pesawat tidak datang lagi, dalam satu menit kita akan membunuh satu orang sanderaan!"

Setelah penjahat itu berteriak, mereka menarik satu pegawai perempuan di gedung besar itu. Saat sebuah pistol diarahkan ke kepala sandera itu, ia langsung berteriak, "Jangan bunuh aku! Tolong! Aku tidak mau mati!"

Waktu pun mulai dihitung mundur oleh para teroris. Tentu Tim Serigala Berdarah juga ikut menghitung mundur aksinya.

"Tiga detik terakhir! Mana pesawatnya?! Atau kalian ingin aku melakukan bertindak khusus!"

"Bajingan, biarkan Tuan Beixiao mengirimmu ke neraka!" Mendengar ucapan itu, Lu Beixiao membungkuk pada perintah itu lalu langsung menarik pelatuk.

Selongsong peluru pun ditembakkan hingga menembus kaca lalu mengarah ke pelipis kanan penjahat.

Untungnya, orang yang disandera tadi tidak terluka ketika penjahat itu terjatuh.

Sempurna!

"Beixiao, arah jam 3!" Lu Beixiao mendengar suara Ye Cheng sebagai pemberi komando dari earphone yang dipakainya.

"Beixiao siapa? Di sini adanya cuma Tuan Beixiao." Ujar Lu Beixiao dengan pelan namun tetap membunuh penjahat di arah jam 3.

"Hahaha lucu sekali kau, cepat atau lambat aku akan memanggilmu kakak!" Padahal Ye Cheng lebih tua satu tahun darinya.

Mendengar ucapan Ye Cheng, Lu Beixiao hanya merasa ada yang salah.

Lagi pula dengan menyebutkan namanya dengan nama "Tuan", bukankah itu sedikit berlebihan!

Lalu, apakah Lu Beixiao sungguh akan memanggil Ye Cheng dengan sebutan kakak?

Setelah aksi senyap itu, akhirnya dalam waktu 10 menit, gedung besar yang mulanya terkunci itu sudah terbuka. Lima orang penjahat sudah terkapar tanpa nyawa di lantai. Terkaparnya para penjahat itu juga diikuti hilangnya pasukan Serigala Berdarah. Orang-orang di sekitar juga tidak tahu kapan pasukan penjaga khusus itu pergi.

Ya, para penjahat itu, setiap hari selalu membuat keributan dan mencuri uang, serta mengganggu warga sipil. Apa mereka mau menjadi penjahat super?

Justru yang bisa membinasakan penjahatlah yang dianggap keren!

Seorang penjahat yang selamat di tempat, hanya bisa mengepalkan tangan dengan kekecewaan. Dalam hatinya bersumpah akan bergabung dengan pasukan penjaga khusus!

Penjahat itu, bernama Xu Yi.

Tapi, saat ini helikopter yang membawa pasukan Serigala Berdarah grup A sudah terbang menjauhi gedung.