Di Ya melihat laki-laki tampan yang berwibawa di depannya, ia melebarkan matanya dengan tidak percaya. Sisi wajah laki-laki itu terkena sinar matahari, namun raut wajahnya seperti dilapisi oleh es sehingga memberi rasa dingin yang menusuk. Laki-laki itu mencengkram tangannya dengan kuat, Di Ya bahkan tidak ragu jika laki-laki itu bersedia maka telapak tangannya pun bisa dipatahkan dengan mudah!
Hati Di Ya seperti ditusuk oleh jarum berkarat, hingga terasa begitu sakit. Rasa sakit itu bahkan melebihi rasa sakit di telapak tangannya, Di Ya menggigit bibirnya, sepasang matanya yang berwarna kuning itu tampak sangat sedih karena merasa betapa konyolnya pemandangan ini.