Senyum di wajah Di Ya pun langsung menghilang, ia menatap laki-laki yang berada tidak jauh darinya, hatinya pun seperti terhempas. Ia pun berpikir 'Apa Yang Mulia tidak menyukai tariannya?'
Di Ya sudah susah payah belajar menari begitu lama, meski tubuhnya lentur, namun demi belajar tarian klasik yang susah ini pinggangnya bahkan hampir patah. Akan tetapi raut wajah laki-laki itu masih tampak begitu dingin seperti segala hal di dunia ini tidak ada yang disukainya. Tiba-tiba, hati Di Ya seperti disiram oleh es yang begitu dingin.
Kaisar mengangkat matanya, ia seperti menyadari bahwa Di Ya sedang memperhatikannya, akhirnya ia mengangkat tangannya dan bertepuk tangan seperti orang-orang lainnya. Ia bertepuk tangan untuk dirinya!
Melihat pemandangan ini, raut sedih di wajah Di Ya pun langsung berubah menjadi senang, matanya menatap Kaisar dengan berapi-api dan senyum yang ada di matanya membuatnya tampak seperti putri yang berada di tengah panggung tadi.