Setelah memastikan rambut Su Wan sedikit kering, Jiang Xuecheng meletakkan handuk di bawah kepala istrinya itu. Ia pun kemudian berdiri, lalu berjalan ke tangga.
Untuk meringankan demam Su Wan, Jiang Xuecheng memutuskan untuk memasakkan sup jahe untuk istrinya itu.
Tubuh Su Wan sejak awal memang lemah. Bahkan, tanggal menstruasinya saja tidak menentu. Perempuan itu juga rentan sakit perut dan kini ia kehujanan cukup lama. Jadi, Jiang Xuecheng tidak heran jika istrinya itu terserang flu.
Waktu telah menunjukkan pukul sepuluh malam, langit semakin gelap, angin di luar masih berembus dengan kencang, tetapi hujan sudah mereda.
Angin dingin itu berembus, meniup dedaunan yang berada di pohon.
Su Wan meringkuk seorang diri di sofa. Awalnya, perempuan itu cukup tenang. Namun saat merasakan Jiang Xuecheng meninggalkannya, napasnya pun berubah semakin cepat.
Alis Su Wan yang cantik mengernyit, dahinya yang panas telah berkeringat.