Kesadaran Su Wan semakin kabur. Perempuan itu semakin gelisah saat mencium aroma familiar dari tubuh Jiang Xuecheng.
"Xuecheng… Xuecheng…"
Tubuh Su Wan bergetar tak terkendali. Ia bahkan tidak bisa berkata-kata dan hanya bisa menyebutkan nama laki-laki itu dengan nada pelan.
Itu pertama kalinya Jiang Xuecheng melihat Su Wan tidak bisa menahan tubuhnya. Sepertinya, kesabaran istrinya itu telah sampai di puncak sehingga benar-benar tidak bisa menahan nyala api dalam dirinya.
Su Wan menempelkan bibirnya pada rahang Jiang Xuecheng, lalu menciumnya dengan tidak sabar.
Melihat Su Wan menggerogotinya dengan tidak sabar, Jiang Xuecheng pun merasa hal itu sedikit aneh dan lucu. Namun, dibandingkan dua perasaan itu, ia lebih merasa senang dan lega.
Untungnya Jiang Xuecheng tepat waktu. Jika tidak, akibatnya tidak bisa dibayangkan.
"Wan Wan, jangan bergerak dulu, bisakah kamu membiarkanku membuka pintu?"
