Chereads / Pembalasan Cerdik Si Gadis Candu / Chapter 12 - Rencana Manusia Tidak Sejalan dengan Rencana Tuhan

Chapter 12 - Rencana Manusia Tidak Sejalan dengan Rencana Tuhan

Lantas, bagaimana dengan Chen Lixue? Ia akhirnya menikah dengan kakak laki-laki Liang Xiuqin yang tidak menjanjikan dan ia telah bersarang di daerah pegunungan selama setengah hidupnya. Bahkan, meskipun ia menjadi wanita besar di desa, posisinya lebih kecil dibandingkan dengan Liang Xiuqin!

Chen Lixue tidak mengira bahwa Tuhan akan membuka matanya. Anak pertama yang lahir dari Liang Xiuqin adalah seorang anak perempuan. Kata peramal, begitu Yun Xi lahir, anak itu akan membunuh keenam kerabatnya dan akan hidup sendiri.

Kemudian, Chen Lixue mendengar bahwa Liang Xiuqin bahkan tidak dapat menyelamatkan anak keduanya yaitu seorang putra. Menurut Chen Lixue, Liang Xiuqin pantas untuk mendapatkan kesialan itu. Jika Liang Xiuqin tidak merebut miliknya, ia tidak akan mendapatkan banyak masalah. Namun, ia tidak menyangka bahwa Liang Xiuqin si pelacur benar-benar menitipkan anak sialnya ke rumah mereka.

Keluarga Yun tidak dihitung. Sekarang saatnya untuk Chen Lixue menyakiti keluarga mereka. Bagaimana bisa Chen Lixue menelan kesengsaraan ini sendiri? Ia telah bersabar selama bertahun-tahun. Jika bukan karena Liang Xiuqin, sekarang ia pasti sudah menjadi istri orang kaya dan semua putrinya juga menjadi putri dari keluarga kaya. Sekarang, ia baru saja hendak merebut kembali apa yang menjadi miliknya.

Chen Lixue memainkan rencananya dengan baik, tapi ia tidak mengira bahwa rencana manusia tidak sejalan dengan rencana Tuhan. Yun Xi tidak hanya gagal mati, tapi ia benar-benar kembali di detik ini juga. Namun, lupakan soal Yun Xi yang kembali. Untuk apa ia membawa seluruh warga desa ke depan rumah?

Chen Lixue merasa sedikit bersalah di depan begitu banyak penduduk desa. Ia buru-buru menutup pintu rumah dengan tangannya karena takut kebisingan itu membuat suaminya keluar. Yun Xi melihat gerakan Chen Lixue sekilas dan segera memahami situasinya. Ia pun berteriak di depan rumah dengan keras, "Paman, aku kembali!"

Chen Lixue terkejut. Ia langsung melompat ke depan, menyeret Yun Xi, dan memukul punggung Yun Xi dengan keras. "Jangan berteriak! Pamanmu pulang sangat larut semalam! Biarkan dia beristirahat dengan baik!"

Pukulan telapak tangan Chen Lixue punggung Yun Xi yang terluka karena jatuh menjadi sedikit sakit. Ia tidak bersembunyi karena ia sudah melihat pamannya yang berdiri di belakang pintu dan hendak membuka pintu. Paman Yun Xi selalu menyayanginya.

Drama ini tidak benar-benar nyata. Yun Xi benar-benar ingin meminta maaf karena begitu banyak orang yang datang untuk menyaksikan. Di kehidupan Yun Xi yang terakhir, ia terlalu lemah dan bergantung pada orang lain dengan sabar. Namun, dalam kehidupan ini, ia akan membalas siapa pun yang menginjaknya dengan pisau.

Awalnya, Yun Xi mendengar suara Liang Weimin yang baru saja akan keluar. Setelah mendengar suara keponakannya, Liang Weimin semakin terburu-buru membuka pintu untuk keluar. Begitu ia membuka pintu, ia melihat bahwa istrinya mulai berdebat lagi dengan Yun Xi. Wajahnya menggelap dan ia bergegas untuk menarik Chen Lixue pergi.

"Apa yang kamu lakukan? Sudah berapa kali kukatakan padamu bahwa kamu tidak boleh main tangan pada Xiaoxi! Kamu melupakan kata-kataku, ya?"

Liang Weimin adalah Kepala Desa Yang sehingga ia menjadi lebih dihormati dan Chen Lixue telah memanfaatkannya. Banyak penduduk desa yang datang untuk meminta bantuan. Pasangan itu bertengkar karena hal ini setiap hari dan setiap selesai bertengkar, Chen Lixue melampiaskan amarahnya pada Yun Xi. Liang Weimin ingin menjadi orang yang berpikiran jernih dan melindungi keponakannya, tapi Chen Lixue adalah orang yang tidak bisa jika tidak membuatnya gelisah.

Yun Xi ditarik oleh Liang Weimin, lalu ia bersembunyi di belakang pamannya. Kemudian, ia mengambil kesempatan untuk mengangkat tangannya dan menangis hingga mengeluarkan air mata. Yun Xi sudah melepas kain perban di lengannya dalam perjalanan kembali sehingga ketika ia mengangkat tangannya, goresan belang-belang bekas luka di lengannya langsung terlihat.

"Yun Xi, kamu…" Liang Weimin belum sempat bertanya apa yang terjadi pada Yun Xi dan ketika ia menoleh, ia melihat lengan keponakannya yang memar dan tiba-tiba wajahnya berubah. "Apa yang terjadi pada tanganmu? Bagaimana bisa itu terjadi? Apakah kamu tidak kembali ke Ibukota?"

Liang Weimin melihat Yun Xi dalam keadaan kacau. Semua pakaian serta celananya sobek dan tergores.

"Paman…"

Sebagai seseorang yang bangkit lagi dari kematian, dalam benak Yun Xi, pamannya adalah orang yang bahkan lebih dekat dengannya daripada ayahnya sendiri. Dalam kehidupan terakhirnya, ayahnya Yun Yuanfeng berkali-kali mendorongnya pada pengusaha-pengusaha kaya. Untuk membuat masa depan Qingyun lebih lancar, ayahnya bahkan memberinya obat dan mengirimnya ke tempat tidur para pria itu.

Dalam ingatan Yun Xi, Liang Weimin adalah satu-satunya orang yang menyayanginya. Setelah ia bangun dalam kehidupan baru dan melihat paman yang membesarkan dirinya hingga dewasa, semua perasaan ketidakadilan dan penderitaan dari dua kehidupannya mulai meluap. Yun Xi pun tidak bisa menahan tangisnya lagi.