Pagi ini adalah hari terakhir MOS disekolah barunya, dan besok juga awal mula pelajaran baru bagi para siswa kelas VII. Catherine yang bersama Hanna sudah berada dilapangan mendengarkan kata pengantar dari ketua OSIS yang akan membagi para siswa kedalam kelas masing - masing.
"Luna!" teriak Celine.
"Luna? Siapa itu?" tanya Hanna kepada Catherine.
"Luna, kita satu kelas loh!" seru Celine dan Hanna benar - benar bingung. Bagaimana bisa sepupunya ini berubah nama menjadi Luna?
"Itu nama panggilanku dari Celine, Hanna. Celine perkenalkan ini sepupuku Hanna. Han, ini Celine teman satu kelompokku kemarin" Catherine memperkenalkan mereka.
"Celine Claire Dawnetta, bisa pangil aku Celine, Claire, Dawnet or Netta sesuka kamu aja" Celine memperkenalkan diri. Seperti dejavu menurut Catherine mendengarkan cara Celine memperkenalkan dirinya kepada Hanna.
"Hanna Fredella, sepupu Catherine" Hanna memperkenalkan diri.
"Jadi Luna, kita satu kelas di kelas VII A-2 dan kalau saja aku berkenalan dengan Nana lebih cepat mungkin aku bisa mengetahuinya" Hanna mengerutkan alisnya bingung.
"Nana?" panggilan khas Celine kepada Hanna.
"Itu nama panggilanmu dariku Nana" ucap polos Celine.
Okeh. Hanna harus terbiasa dengan sikap Celine yang menurutnya unik. Ikuti saja kemauan Celine. Itulah isi pikiran Hanna. Karena type Celine dengan Catherine hampir sama. Sama - sama unik dan ajaib pikir Hanna.
"Kita lihat lagi aja dimana kelas Hanna dan aku ingin melihat sendiri disana" ajak Catherine kepada dua sahabatnya.
Mereka bertiga pun menuju papan pengumuman nama dan kelas murid baru. Setelah mereka memeriksa nama disana, Hanna juga termasuk kelas VII A-2. Mereka sangat senang bisa sekelas bersama.
"Ternyata kita bertiga sekelas yah" ucap Catherine kepada Celine dan Hanna.
"Bagus deh, aku bisa ngawasin kamu lebih deket lagi" ucap Hanna acuh.
"Bukan kamu yang awasin aku, tapi aku yang awasin kamu Hanna" kesal Catherine jika diingat kejadian dulu.
"Kalian bener - bener lucu yah. Tapi aku suka liat kalian akrab, banget sama aku yang engga akrab sama sepupu aku" Celine mengingat Willy hanya bisa menjahilinya saja.
"Sepupu kamu sekolah disini juga Cel?" tanya Hanna.
"Ya, hampir sama kaya kalian. Aku dan dia juga baru masuk disekolah ini"
"Terus orangnya yang mana Cel?" Hanna penasaran
"Mending kalian gak usah tau orangnya yang mana. Yang pasti itu dia gak baik buat kalian" jelas Celine membuat Hanna penasaran. Okeh, ia akan cari tahu sendiri nanti.
Sampai di kelas, Celine, Catherine dan Hanna duduk agak berjauhan karena tempat duduk mereka sudah di atur oleh wali kelas. Catherine yang duduk dekat jendela, Hanna duduk barisan tengah dengan Celine. Mereka juga sudah bersama partner sebangku mereka, tapi Catherine masih duduk sendirian.
Wali kelas bernama Pak James sudah berada dikelas dan memperkenalkan diri sebagai wali kelas dan juga guru Matematika. Pak James meminta murid memperkenalkan diri. Sampailah ke Catherine memperkenalkan diri, saat baru mau memperkenalkan diri, seorang cowok baru saja masuk kedalam kelas.
"Willy Rafael, kamu kenapa baru masuk?" tanya pak James yang ternyata sudah mengenalnya.
Celine melihat sepupunya ini baru masuk kelas dan juga di tegur oleh guru hanya bisa menghela napas. Hanna tanpa sengaja melihat reaksi Celine membuatnya makin penasaran.
"Maaf pak. Saya tadi abis ketiduran di perpustakaan terus saya gak tau di tempatin dikelas mana, jadi saya cek dulu. Terus jalan kesini telat deh" jelas Willy santai
"Ya sudah. Silakan duduk dan jangan seperti ini lagi" tegur Pak James dan Willy ternyata duduk disebelah Catherine.
Pak James miminta melanjutkan acara pengenalan, Catherine pun mulai memperkenalkan diri dan di lanjutkan murid lainnya.
"Jadi nama kamu Catherine? Kenalin aku Willy Rafael" Catherine hanya melihat Willy sekilas dan melanjutkan membaca buku yang ia bawa sebelumnya.
"Apa Celine mengatakan sesuatu tentangku? Karena kamu mengabaikanku" Catherine langsung melihat kepadanya.
"Bagaimana kamu tahu? Apakah kamu mengenal Celine disekolah sebelumnya?" tanya Catherine penasaran.
"Bisa dibilang seperti itu. Apakah Celine memintamu untuk menjahuiku?" Catherine mengangguk mengiyakan pertanyaan Willy dan tersenyum melihat kepolosan Catherine.
"Abaikan saja ucapan Celine yang menjelekan diriku. Kalau kamu mau tahu tentang aku, apa sesuai dengan ucapan Celine atau tidak, langsung aja tanyain ke aku" Willy tersenyum lembut kepada Catherine.
"Kalau gitu apa kamu playboy?" tanyanya membuat Willy terkejut. Banyak pertanyaan yang bisa ia tanyakan, tapi kenapa ia menanyakan hal itu?
"Kalau aku bilang iya kenapa dan aku bilang engga kenapa?" Willy berbalik bertanya.
"Kalau Iya berarti aku tak mau menjadi korban dari kamu dan kalau engga ya bagus dong, berarti kamu bisa jadi cowok yang setia" jelas Catherine cepat.
"Kalau gitu aku akan bilang engga" ya memang Willy bukanlah seorang playboy cuma banyak cewe yang suka dengannya.
"Kamu mencurigakan. Lebih baik kita cukup sebagai teman sebangku saja. Diluar itu aku gak mau mengenalmu" Catherine kembali membaca bukunya dan mencoba mengabaikan Willy.
"Kucing nakal" ucap Willy membuat Catherine sempat mendengarnya bingung. Apa ia sedang meledek dirinya? Sunggu menyebalkan.
Setelah acara pengenalan, para murid sudah diperbolehkan pulang lebih awal dan besok sudah mulai pelajaran. Catherine dan Hanna sudah pamit kepada Celine bahwa mereka harus langsung pulang karena mamanya Hanna mengadakan acara dirumahnya dan Catherine juga harus hadir sebagai keponakan dan sepupu.
"Kamu kenapa bisa sekelas denganku? Dan juga kenapa bisa kamu bisa sebangku dengan Lunaku?" kesal Celine yang bersama dengan Willy setelah memastikan Catherine dan Hanna sudah benar-benar pulang.
"Untuk apa menjadi anak pemilik sekolah ini jika hal seperti itu saja tak bisa aku minta?" Willy tersenyum smirknya kepada Celine.
"Aku peringatkan Rafa, jangan ganggu Lunaku! Dia berbeda dengan Milena!" tegas Celine mengingatkan.
"Jangan sebut namanya lagi Celine! Dia sudah mati! Dan Catherine, Lunamu itu akan menjadi miliknya Willy Rafarel!" Willy meninggalkan Celine sendiri dikelas. Ya karena Celine mengajak Willy berbicara berdua.
"Semoga kamu gak lakuin hal yang sama ke Luna kaya ke Milena, Rafa" harap Celine yang tak mau Lunanya bernasib sama dengan Milena.
Milena sahabat kecil Celine dan juga wanita yang pernah disukai Willy dan kini sudah bahagia bersama Tuhan. Karena Tuhan lebih sayang Milena dari apapun. Celine belum bisa menerima keadaan Milena yang sudah tiada, maka Celine belum bisa memaafkan Willy. Karena bagi Celine, Willy adalah penyebab Milena pergi selamanya.
"Kalau saja Milena masih ada. Apa kamu akan tetap mengejar Luna? Walau aku tahu kamu sangat mencintai Milena dari apapun Rafa" batin Celine melihat Willy jauh dari tempatnya berada.
"Milena, walau kamu masih hidup pun, aku tidak bisa berjanji tetap mencintaimu jika ada wanita lain membuatku berpaling darimu" batin Willy setelah meninggalkan Celine dikelas sendirian.