Jung Seok melirik Jang Min dan Jisoo yang sedang mengecek naskah iklannya.
"Baiklah. Aku akan terima saran Jang Min Hyung, tapi dengan satu syarat."
"Apa?" Tanya Jang Min bersemangat.
"Kita rahasiakan identitasnya yang sebenarnya." Jawab Jung Seok.
"Jika itu syaratnya aku setuju." Jawab Jang Min.
"Dasar kau pria tua licik." umpat Jung Seok.
°°°
Pagi hari yang cerah di kota Seoul.
Jung Seok dan Jang Min sudah menunggu Aileen di ruang tengah sambil membaca naskah film yang akan di bintangi Jung Seok.
Cekrekk...
Terdengar suara pintu dibuka.
Jung Seok dan Jang Min menoleh ke atas bersamaan.
"Apa mungkin dia akan setuju?" Tanya Jang Min tidak yakin.
"Dia harus setuju, apapun caranya." Jawab Jung Seok.
Aileen berjalan menuruni tangga dan menghampiri Jung Seok.
"Aku akan mengembalikan kamu ke Indonesia lusa, setelah aku selesai syutting, tapi dengan satu syarat." ucap Jung Seok to the point.
"Apa syaratnya?" tanya Aileen.
"Kamu harus ikut denganku ke pulau Jeju besok sebagai Asisten pribadiku menggantikan Jisoo yang sedang ada urusan." Jawab Jung Seok.
Aileen melirik Jang Min lalu Jung Seok bergantian.
"Baiklah."
Jung Seok menoleh pada Jang Min lalu mengangguk.
"Dia menyetujuinya?" Tanya Jang Min yang bingung memperhatikan Aileen dan Jung Seok sedari tadi berbicara dengan bahasa Indonesia.
"Ya, Dia mau."
"Terima Kasih nona cantik, kau sudah menyelamatkanku dari terkaman singa buas ini." Ujar Jang Min senang.
"Dan kau santapan lezat singa buas ini." Jawab Jung Seok ketus.
Aileen hanya menatap keduanya tanpa tau apa yang mereka bicarakan. Hanya membaca mimik wajahnya saja dan dia tau mereka sedang bercanda dengan saling menyindir.
"Nona, apa itu di lenganmu?" Tanya Jang Min sambil menunjuk lengan Aileen.
Aileen celingukan menoleh pada Jung Seok meminta mengartikan yang di ucapkan Jang Min.
Jung Seok ikut melihat apa yang Jang Min lihat. Sebuah memar besar bahkan sangat besar dengan warna yang hitam keunguan. Sadar dengan tatapan mereka pada lengannya, Aileen menarik lengan kaos kebesarannya untuk menutupi memarnya.
"ini bukan apa-apa." Jawabnya kikuk.
Tau jika Aileen tidak ingin membahas mengenai dirinya, Jung Seok segera memotong ke ingin tahuan Jang Min.
" Biarkan saja Hyung, Itu bukan urusan kita." Potong Jung Seok dengan nada yang dingin.
°°°
"Hari ini kau ada pemotretan Jung Seok, jangan lupa." Pekik Jang Min sambil berjalan keluar dari rumah Jung Seok.
Kini, tinggal Jung Seok dan Ailee di sana. Aileen masih terduduk di tempatnya. Masih merasa tak nyaman harus berduaan dengan pria asing dalam rumah.
Namun Jung Seok acuh tak acuh, dan kembali melanjutkan membaca script.
"Aku sudah tau siapa kamu." ujar Jung Seok sambil membuka lembar-lembar script yang sedang dia pegang.
Aileen yang sedang tertunduk seketika menoleh menatap Jung Seok tak mengerti.
"Maksudnya?"
Jung Seok menghentikan kegiatannya, lalu beralih menatap Aileen.
"Kamu tidak berbohong, yang kamu katakan semuanya jujur. Tapi, apa benar kamu tidak mengenalku sama sekali?" tanya Jung Seok meyakinkan.
Aileen menggeleng, sangat jelas dia berkata jujur.
"baiklah, perkenalkan aku Jung Seok. Kim Jung Seok itu nama koreaku. Airon Aksa itu nama Indonesiaku."
Jung Seok mengulurkan tangannya.
Aileen menyambut uluran itu.
"Namaku Aileen Davira. bolehkan aku memanggil nama Indonesiamu saja, Aksa?"
Jung Seok mengangguk, Aileen adalah orang kedua yang memanggilnya dengan nama Aksa setelah ibunya.
"Kamu orang kedua yang memanggilku dengan nama itu." Ujar Jung Seok.
Aileen mengerutkan keningnya,
"Benarkah? siapa yang pertama?"
"Ibuku."
"Kenapa hanya Ibumu yang memanggil nama Aksa?" Tanya Aileen penasaran.
"Karena itu nama yang diberikan saat aku masih kecil. Setelah aku tinggal di Korea, nama itu perlahan mulai dilupakan bahkan hingga saat ini." Jelas Jung Seok.
Aileen mengangguk mengerti,
"Memang siapa kamu sebenarnya Aksa?" tanya Aileen saat melihat piagam dan tropi penghargaan bertanggar di dalam lemari besar sangat penuh.
"Aku seorang artis dan penyanyi di negara ini." Jawab Jung Seok.
"Benarkah?" tanya Aileen meyakinkan.
Jung Seok mengangguk memberi jawaban.
"Apa kamu benar-benar tidak mengenalku? Drama yang aku bintangi bahkan sering berlalu lalang di televisi Indonesia." Tanya Jung Seok tak yakin.
Aileen menarik nafas dalam,
"Bagaimana aku bisa mengenal kamu jika menonton televisi saja aku tidak diperbolehkan oleh Paman, Bibi dan sepupuku."
"Jadi apa yang kamu lakukan dirumah itu selama ini?" Tanya Jung Seok penasaran.
"Aku bekerja siang dan malam di rumah, dari mulai pagi hari hingga malam hari."
"benarkah? kenapa?"
Diam sejenak, Aileen mengumpulkan segala keberaniannya untuk menceritakan pada Jung Seok, selama ini dia tak pernah berbicara ataupun bercerita pada orang lain selain Paman, Bibi dan Sepupunya. Jika ketahuan Aileen berbicara dengan orang lain, Aileen akan dipukuli kayu oleh Deby ataupun Wira.
"Agar aku bisa makan. Jika aku tidak bekerja di rumah, aku tidak akan diberi makan." Jawab Aileen lirih.
"Bagaimana jika kamu tiba-tiba sakit?"
"Aku tidak makan seharian, hanya minum air putih."
"Ya Tuhan, manusia keji seperti itu harusnya dapat balasan." ujar Jung Seok merasa kesal.
Jung Seok menatap dalam pada Aileen.
"kenapa kamu tak mencoba kabur dari rumah itu?" Tanya Jung Seok lagi semakin penasaran.
"Karena hanya mereka keluargaku, semenjak Ayah dan Ibu meninggal. Namun ___" lirihnya terjeda, dan di detik berikutnya air mata Aileen menetes di atas wajahnya.
"Dengan aku sibuk bekerja di rumah, aku bisa mengatasi traumaku dengan sendirinya tanpa harus menghabiskan uang paman dan bibi."
Jung Seok mengerutkan keningnya,
"Trauma?"
Aileen mengangguk pelan.
"Aku selalu melihat kembali saat itu, saat aku terperangkap di dalam reruntuhan bersama dengan orang-orang yang meninggal di hadapanku."
"pernahkah traumamu kembali?" Tanya Jung Seok lagi.
"Sering, tapi aku bisa mengatasinya sendiri."
"Apa kau ingin keluar dari neraka buatan mereka?"
Aileen mengangguk pelan namun ragu.
Jung Seok bersandar pada sandaran sofanya sambil kembali membuka lembaran scriptnya.
"Tinggallah disini sebagai asistenku, dan jangan kembali ke Indonesia." Ucapnya tegas tanpa ragu.
°°°
To Be Continue..