Semesta menghela nafas. "Aku tadi mimpi, kamu nerima aku jadi pacar kamu" sahut Semesta lirih.
Santi terbelalak. "Apa?!" seru Santi dan langsung tertawa terbahak-bahak.
Semesta mendengus pelan melihat Santi yang menertawakannya seperti tak berperasaan. Padahal di dalam mimpinya ia benar-benar merasakan ketulusan hati Santi. Mereka berdua segera berjalan menuju restoran tersebut, Santi sudah tidak sabar ingin makan karena semenjak tiba di Vienna ia selalu saja merasa lapar.
"Nah kita sudah sampai" ujar Semesta.
Santi mendongakkan kepalanya sambil membaca nama restoran tersebut yang tertera di sebuah spanduk. "Rumah makan asli Indonesia" ucap Santi.
Semesta memicingkan matanya, ia serasa sudah pernah mengalami hal ini sebelumnya. Ini bagaikan dejavu baginya.
"Tunggu, kayanya aku pernah ngalamin ini sebelumnya deh?" gumam Semesta.
Santi mengernyitkan dahinya. "Maksud kamu?"
"Kaya dejavu"
"Ah ada-ada aja" gumam Santi yang langsung masuk ke dalam restoran tersebut.