Santi baru saja selesai membuat sarapan, ia langsung bergegas menuju kamar Semesta dan menekan bel nya. Tak lama kemudian Semesta membukakan pintu dengan posisi masih bertelanjang dada dan rambutnya masih basah. Dan hal itu membuat Santi tersipu malu melihatnya, bentuk dada Semesta yang bidang dan di tambah otot lengan yang terbentuk sempurna membuat Semesta terlihat semakin atletis.
"Ada apa San?" tanya Semesta.
"Ayo sarapan, aku sudah buatkan sarapan"
"Aku baru mau bikin sarapan, yaudah tunggu sebentar ya aku siap-siap dulu"
"Oke, aku tunggu di balkon ya"
"Oke siap, pintunya jangan di kunci"
"Iya nggak" seru Santi yang langsung bergegas kembali menuju kamarnya.
Santi masih terus teringat Semesta, bagaimanapun Semesta memang terlihat tampan. Santi langsung membuyarkan lamunannya, ia jadi bingung kenapa pikirannya malah terpaku pada Semesta.
"Astaga, kenapa aku malah kepikiran dia" gerutu Santi dalam hati.