"Tania, kalau papa bilang tidak ya tidak" seru Rahman kesal.
Tania mulai menitikan air matanya, ia memeluk Diana dan tak mau melepasnya.
"Rahman, biarkan saja dulu. Mungkin Tania benar-benar merindukan ibunya, kamu juga gak boleh egois sebagai orang tua" gumam sang papa.
"Tapi pa"
"Sudah, biarkan saja. Kasihan Tania, Diana bawa Tania ke kamarnya, mungkin Tania ingin bermain dengan kamu"
Diana tersenyum. "Terima kasih, pa" Diana segera mengendong Tania dan membawanya ke kamar.
Zahra dan sang mama merasa kesal karena Tania kini mau di dekati oleh Diana. Zahra takut jika Tania kembali bersama Diana, maka pernikahan mereka berdua bisa saja batal. Sementara itu kedua orang tua Rahman langsung membahas soal pernikahan Rahman dan Zahra. Zahra meminta agar pernikahan tersebut di percepat menjadi bulan depan.
"Papa, aku mau pernikahan kita di percepat. Kalau bisa bulan depan, pa" seru Zahra.
"Apa? Bulan depan? Tapi apa Rahman tidak sibuk?"