Rahman melajukan mobilnya menuju cafe yang berada di perbatasan Kota Surabaya. Ia sengaja mengajak Mayang menjauh dari pusat kota, karena ia tidak mau ada yang mengetahuinya. Rahman segera memarkirkan kendaraannya dan mengajak Mayang untuk turun.
Mereka berdua segera memesan makanan, Rahman mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. Aura wajahnya sangat lelah, apalagi mengingat pertengkarannya dengan Diana membuat Rahman menjadi sakit kepala. Karena sepanjang perjalanan tadi hanya keheningan yang tercipta di antara mereka berdua, Mayang mencoba untuk membuka pembicaraan.
"Mas Rahman, gak apa-apa? Aku lihat kok kayanya kaya lagi banyak pikiran?" tanya Mayang.
Rahman menghela nafas. "Aku habis bertengkar sama istri ku"
"Hah! Kenapa memang?"
"Ceritanya nya panjang, Mayang. Sekarang yang aku butuhkan kamu ceritakan ke aku tentang Zahra, semuanya" gumam Rahman.