Santi mulai terbangun dari tidurnya, ia sedikit tersentak kaget ketika melihat Rahman yang tertidur pulas di kursi di depan ranjang tidurnya. Tangan Rahman menggenggam erat tangan Santi, hal itu membuat Santi semakin berat untuk melupakan Rahman.
Santi menghela nafas dan menyeka air matanya yang tiba-tiba saja keluar dari pelupuk matanya. Tak lama kemudian Rahman terbangun, ia tersentak kaget ketika melihat Santi yang sedang menyeka air matanya.
"Santi, kamu sudah bangun? Ada apa Santi? Kenapa kamu menangis?" tanya Rahman lirih sambil membantu menyeka air mata Santi.
"Mas Rahman, kenapa kamu di sini temani aku? Harusnya kamu pulang jaga anak kamu" gumam Santi terisak.
"Santi, Tania sudah ada pengasuh yang menjaga. Aku mau menemani kamu di sini, karena Tania juga yang meminta aku untuk menjaga kamu"
"Aku semakin sakit mas, ketika berada di dekat aku"
Rahman mengernyit bingung. "Maksud kamu apa? Aku sama sekali tidak mengerti"