Diana menutupi telinganya dengan kedua tangannya, ia tampak shock dengan perlakuan sang mertua. Diana mencoba untuk kuat dan segera memgemasi barang-barang milik suaminya. Ingin rasanya ia tidak ikut pergi ke Jogja, karena Diana sudah bisa menerka apa yang akan terjadi di sana.
Tak lama kemudian pintu kamarnya terbuka dan di lihatnya Rahman sudah ada di hadapan nya. Rahman segera menghampiri nya dan bertanya perihal perlakuannya terhadap ibu kandungnya.
"Diana" ujar Rahman.
"Iya, kenapa mas?" tanya Diana lirih sambil melipat pakaiannya di tangan nya.
Rahman menghela nafas. "Kamu kenapa jadi berani bentak mama?" seru Rahman.
Diana terbelalak. "Aku gak bentak mama, mas. Tapi mama udah keterlaluan karena menyalahkan aku atas kematian Santi".
"Ya, tapi kamu bisa kan gak usah pake bentak segala. Kamu harus inget Diana, mama ku sudah sangat baik mau menerima kamu sebagai menantunya. Walaupun yang dia ingin kan adalah Santi, bukan kamu" gumam Rahman.