"Kenapa berhenti?"
Edwin tak menjawabnya. Ia menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya secara perlahan lalu melangkah masuk ke dalam ruangan itu. Di ruangan itu hanya ada satu ranjang rumah sakit, dengan seseorang yang telah ditutupi kain berwarna putih.
Edwin memegang ujung kain di kepala orang yang berbaring di ranjang itu, dan tangannya bergetar saat menarik kain itu ke bawah.
Dan saat wajahnya telah terlihat, Maureen jatuh terduduk ke lantai.
"Maureen!" teriak Marsel yang menangkap tubuhnya. Sementara Rania menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Air mata telah mengalir dari mata Rania saat melihat wajah damai Jean yang terbaring di atas ranjang rumah sakit itu.
"Ini bohongan kan?" gumam Zico yang mematung di tempatnya berdiri saat ini.
Edwin tak bisa mengatakan apa-apa. Kedua matanya terpejam, menahan rasa ingin menangis.