Teeeeeeeetttt! ...
Suara sirine berbunyi di seluruh gedung, dan ada sekitar lima puluh target sasaran yang muncul di lapangan tembak itu. Mereka semua bergerak ke kiri dan ke kanan dalam kecepatan yang berbeda-beda, dari yang paling lambat hingga paling cepat. Masing-masing mereka juga memiliki jarak yang bervariasi.
Aldy pun menatap balik Yusril, "Ini yang lo sebut bersenang-senang?"
Yusril mengambil sebuah kotak amunisi dari salah satu tas jinjing berukuran besar itu dan memasukkannya ke dalam ruang peluru pistol Desert Eagle berwarna emas yang kini ada di tangannya. "Kenapa? Takut kalah?"
Aldy menggeleng pelan sambil berdecak. "Yang gue takut kalo lo kalah dan berhenti jadi pelatih."
Mendengar jawaban Aldy membuat senyuman Yusril menjadi lebih lebar.