Mungkin,bagimu cinta adalah hal yang menyakitkan,tapi bagiku cinta tak selamanya menyakitkan.Akan kubuat kau kembali bangkit dengan cinta,aku yakinkan itu padamu.
Beberapa kalimat itu Angga tulis pada aplikasi di Hpnya begitu ia melihat seorang wanita yang sedang bersandar pada pohon sembari mengalunkan kuas ditangannya.
Ya,itu adalah Riana.Meski Angga tidak pernah tahu apa yang membuat Riana tidak tahu dan tidak peka akan perasaannya,ia yakin karena masa lalunya yang membuat wanita itu menjadi seperti ini.
Mungkin memang begitu,setiap orang yang merasakan cinta juga harus merasakan sakit.
Meski cinta itu tak pernah terbalaskan,ia tetap yakin ada harapan di balik semua itu.
"Haii.." Sapa Angga begitu tiba di tempat.Riana hanya membalasnya dengan senyuman kecil.Senyuman yang membuat Angga yakin untuk tetap memperjuangkannya.
"Lukis apa?.." Tanyanya penasaran.
"Kamu.." Katanya singkat namun mampu membuat Angga salah tingkah dan langsung menyerobot melihat apa yang sedang Riana lukis,dan memang betul jika itu adalah wajahnya.
"Tumben.."Kata Angga sok jual mahal menyembunyikan kebahagiaannya.
"Tapi tadi kayak nya bahagia banget.."
"Gak..itu cuma penasaran aja.." kata Angga sembari memalingkan wajah ke arah lain.Melihat hal itu,Riana hanya tersenyum simpul.
"Lagi bosen aja gak ada objek lukis yang cocok..keinget kamu ya udah aku lukis.."Papar Riana
"ooo..karena gak ada objek lain.."Kata Angga seolah merayu,tapi tak berhasil membuat Riana menanggapi.
Tiba tiba keheningan terjadi di antara mereka,namun Angga menikmati suasana itu.Damai dan penuh kesejukan.
"Kak.. dipanggil untuk rapat.." Tiba tiba seorang wanita menghampiri Angga untuk memberi tahukan rapat pada organisasinya.
Dia adalah Dinda,junior Angga.Sikapnya yang selalu berlebihan di hadapan Angga menunjukan bahwa ia suka pada Angga.
Jelas saja banyak yang suka pada Angga,selain wajahnya yang mapan dia juga aktif dalam berbagai organisasi di kampusnya.
"Ri..aku pergi dulu ya.."pamit Angga dan dibalas dengan anggukan kecil dan senyum tipis.
"Aku akan kembali kok.." Angga memperolok olokan jawaban Riana yang hanya mengangguk dan tersenyum.
"Hisssh..apaan sii.." membuat senyum Riana mengembang.
Angga pun segera berlalu dari hadapannya,kejadian itu sedikit membuat Dinda mendelik kan mata.Tanda ia cemburu dan tidak suka dengan sikap Angga yang seperti itu pada wanita lain.
Perihal kamu yang membuat aku
sedikit lupa akan masa laluku..
Namun aku masih tidak mengerti
arti dari semua ini..
Satu yang ku tahu..
Berada di dekatmu membuatku nyaman..
Riana Mahadewi
Beberapa kalimat itu Riana tuliskan di belakang kanvas setelah Angga pergi.Setelah selesai iapun berkemas menuju ke kelas.