Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Mr.Fireman I Luv U

RinaPuspita01
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.8k
Views
Synopsis
Kamila Fitria adalah gadis yang periang dan cuek. Dia bertemu dengan seorang pahlawan yang telah menyelamatkan hidupnya dari kematian saat insiden kebakaran di sebuah kafe. Dari situlah Mila nama panggilan Kamila, menjadi terobsesi dengan profesi seorang pemadam kebakaran hingga akhirnya jatuh cinta kepada salah seorang petugasnya.

Table of contents

Latest Update1
Insiden4 years ago
VIEW MORE

Chapter 1 - Insiden

Mila dan teman-teman kampusnya sedang asyik nongkrong disebuah kafe sepulang kuliah. Bersama ketiga sahabatnya, Kamila duduk di meja paling ujung dekat dengan meja kasir. Karena memang hanya meja itu yang tersisa dan letaknya yang berada di paling ujung ruangan. Jauh dari jendela juga pintu keluar.

Dengan terpaksa mereka duduk disana, karena memang sudah menjadi pelanggan tetap. Selain makanan dan minumannya yang enak, tentu saja harganya yang pas di kantong mahasiswa. Mila biasa memesan blackforest dan segelas lemonade.

Sedang asyik bercanda tiba-tiba dari arah dapur keluar asap dan api sudah menyala menyambar segala sesuatu yang mudah terbakar. Semua karyawan dan pengunjuk panik, berlarian dan saling menabrak. Bahkan tak sedikit dari mereka yang terinjak-injak oleh yang lainnya.

Ketiga teman Mila juga sudah ikut berlari keluar karena panik, tanpa peduli sekitarnya lagi. Bahkan mereka tidak menyadari kalau Mila masih di dalam.

"Nul! Mana Mila!!" Teriak Disty panik.

"Mila! Mila! Mana?!!" Unul yang memang tadi duduk di samping Mila menjadi panik saat sadar sahabatnya tidak bersama mereka.

"Kalian gimana sih!!! Tu anak kan takut api!" Bentak Nova kesal.

"Jangan-jangan Mila pingsan di dalam!" Kembali Nova memasang wajah panik sekaligus khawatir.

TOLOOONG!!!!

TOLOOONG!!!!

Sebisa mungkin mereka meminta bantuan kepada siapapun yang berada disana. Namun tak ada satu orang pun yang menanggapi. Entah karena takut atau memang cuek. Hingga datanglah Pasukan si Jago Merah yang siap menolong mereka.

Satu per satu para kru turun dari mobil, ada yang mengulur selang air, ada yang mengamankan para pengunjung. Saat salah seorang petugas mendekat ke arah ketiga gadis yang sedang panik, segera Nova memohon.

"Pak, tolong sahabat saya terjebak didalam!" Dengan air mata membasahi kedua pipinya. Nova memohon kepada petugas pemadam kebakaran yang ada.

"Tenanglah, kami akan berusaha menolong sahabat anda." Jawab petugas itu menenangkan.

Lalu memberi instruksi kepada kru yang lain untuk sebagian menyelamatkan korban yang masih ada didalam. Dengan pakaian kebesaran mereka, para petugas pemadam kebakaran menerjang api yang kian membesar. Sebagian berusaha memadamkan api, beberapa petugas mencari keberadaan korban selamat.

Hingga salah seorang petugas menemukan seorang gadis berjongkok di bawah meja. Petugas itu segera menghampiri gadis yang nampak ketakutan duduk dibawah meja.

"Kamu tidak apa-apa?" Ucap petugas itu menyadarkan sang gadis.

Sebuah gelengan dari kepala sang gadis, sudah cukup menjadi jawaban dari pertanyaannya. Segera petugas itu menggendong sang gadis untuk segera dibawa keluar. Karena terlalu takut, gadis itu tidak melawan bahkan malah memeluk erat tubuh sang penyelamat.

Sampai di luar, mereka disambut oleh petugas medis yang ada. Mila segera mendapatkan perawatan, dia memang tidak pingsan. Tapi kondisinya masih syok. Kejadian di masa kecilnya kembali terlintas di pikirannya.

"Mbak! Siapa namanya?" Petugas medis menggoyangkan badan Mila untuk memeriksa kesadaran Mila.

"Mila..." Jawab Mila lirih. Mila ditangani petugas medis masih dalam pelukan petugas pemadam kebakaran. Karena semenjak keluar dari api, Mila masih memeluk erat tubuh pria itu. Karena merasa gerah, maka petugas pemadam kebakaran meminta petugas medis membantunya melepas helm kerjanya.

"Mbak, bisa tolong bantu saya melepas helm saya?" Pintanya.

"Oh iya Mas." Segera petugas medis membantu melepas penutup kepalanya.

Setelah penutup kepala lepas, tampak wajah pria yang sangat tampan di balik topeng itu. Awalnya Mila mengira dirinya dibawa terbang oleh malaikat tampan ke angkasa. Mila berpikir dirinya sudah berada di alam lain karena insiden kebakaran tadi.

Melihat wajah tampan di hadapannya, semua trauma Mila hilang entah kemana. Kini di pikirannya hanya di penuhi oleh wajah malaikat tampan yang sedang menggendongnya.

"Milaaa!!!!" Teriak histeris ketiga sahabatnya, membuyarkan lamunannya yang amat indah itu.

Begitu ia sadar, Mila segera melepas pelukannya kepada pria yang menggendongnya. Mila memperhatikan wajah sosok yang menyelamatkannya, matanya kembali melotot tak percaya. Ternyata malaikat itu memang nyata. Dia menyelamatkan dirinya yang diambang kematian dengan gagah berani.

"Mila sadar!!!" Nova menepuk pipi Mila perlahan, agar sahabatnya kembali sadar.

"Sialan! Bisa pelan dikit nggak!" Bentak Mila kesal.

"Kamu nggak papa??" Tanya Nova kembali.

"Ya, kamu lihat sendiri. Tubuhku utuh, hidungku masih dua lubangnya, mataku masih dua. Kulitku juga masih mulus kayak pantat bayi. Sialnya kamu malah ngebuyarin mimpiku sama malaikat tampan!" Rutuk Mila kesal.

"Bukannya bersyukur! Kamu malah nyalahin aku!" Nova menoyor kepala Mila kesal.

"Sialan! Sahabat macam apa kamu! Suka Goncangin kepala orang! Kalo aku bego gimana!" Protes Mila.

"Emang kamu bego dari sononya!" Nova pun tak mau kalah.

"Kalian kalau nggak ribut nggak bisa ya?" Disty menengahi keduanya, sedangkan Unul menarik Nova sambil membungkam mulutnya. Setelah dalam jarak aman, baru Unul melepas tangannya dari mulut Nova.

"Mila, kamu yakin nggak takut tadi?" Disty memastikan kondisi Mila.

"Aku baik saja. Untung ada malaikat tampan tadi, uuuuuhhhh dia benar-benar tampan....." Mila mulai ngelindur lagi ucapannya.

Setelah Nova agak tenang, baru Unul mengijinkan Nova mendekati Mila.

"Kau lain kali jangan bikin kita panik bisa nggak sih?" Nova memberi jitakan kecil di kepala Mila.

"Iyaa, maaf!" Keduanya kini saling berpelukan diikuti Unul dan Disty.