"Jangan," Gaea langsung berkata.
[Kenapa?] Eryk bertanya syok ditolak.
Gaea belum sempat membuka bibirnya untuk menjelaskan kedatangannya takkan lama di Jepang, ponsel di tangannya sudah diambil begitu cepat sampai syarafnya tidak sempat merespon buat menolak, "Eh? Kembalikan!"
Rainer tidak menghiraukan, menempelkan ponsel Gaea yang memiliki gantungan botol berisi bintang dan pasir itu ke telinganya, "Kau mau ke sini, Eryk?"
Eryk terkesiap, sebelum berkata dengan sarkas halusnya, [Wow ... sebuah kebanggaan sekali aku bisa mengobrol dengan Pangeran Jepang.]
Rainer tidak terpancing dengan sindiran itu, tetap berkata santai, "Kau yakin bisa masuk? Di sini pengawasannya lebih ketat. Kalau kau melakukan penyamaran, kau tahu akibatnya, bukan? Satu negara kerepotan karena mu."
[Kau mengancam aku?]
"Aku hanya mengungkapkan fakta," kata Rainer, "aku tidak mau uangmu sia-sia ke sini."