Eryk buru-buru menuruni tangga mencari tempat persembunyian yang sepi untuk mengecek rekamannya tadi sebab takut nanti terlewatkan batas waktu merekam, memilih kamar toilet khusus pelayan lelaki dekat dapur. Ia pun menghela napas lega melihat layar ponselnya masih di mode merekam.
Hati Eryk tidak pernah se-senang ini setelah beberapa hari, merasa perkembangan pesat ini sebuah tanda positif bagi hubungannya dengan Gaea. Ia menuju ke dapur dengan senyum samar yang tidak bisa ditahannya sehingga beberapa pelayan kembali berhenti bekerja begitu melihat kedatangannya yang bak matahari pagi.
Beragam ekspresi terpancar di wajah para pelayan, kebanyakan terkagum pertama kali melihat Eryk memasang wajah bersahabat.
"Kau sudah kembali, Tuan Eryk?" tanya Sang Pelayan yang tadinya membuatkan cokelat panas. Tangannya yang keriput mengambil nampan dari pria itu.
"Iya," Eryk menjawab dengan nada yang ceria, "Oh, tidak usah memanggilku Tuan Eryk, cukup Eryk saja. Aku di sini pelayan juga."