Gaea mempersilakan diri juga tanpa jawaban dari Sophia langsung mengejar Eryk yang keluar terlebih dulu. Ia memegang tangan pria itu, "Tunggu."
"Apa?" Eryk merespon murung.
Gaea mengambil tangan yang lain agar Eryk mau menatapnya, "Kau menyerah? Soal kita? Begitu saja?" tanyanya bertubi-tubi cemas. Ia takkan bisa memenangkan hati keluarganya tanpa Eryk.
"Aku takkan pernah," Eryk menjawab masih dengan nada yang sama.
"Lalu? Kenapa?" Gaea bertanya.
Kenapa Eryk mudah sekali menyerah barusan.
Eryk tertunduk memandangi tangan mereka yang berkaitan satu sama lain yang memberi senyuman samar terukir di bibirnya, "Gaea, aku hanya menyadari betapa bedanya kita."
"Soal?"
"Kau tahu akan mudah jika aku menjadi perempuan karena orang lebih percaya kalau menyangkut kejahatan seksual dan kekerasan seperti masalahku," kata Eryk pelan, "aku itu senang Ibumu mendukung kita, tapi sekarang jelas sudah tidak, akan butuh waktu lama bagiku meluluhkan keluarga barumu."