Anton menutup pintu, mendekati Darena yang sedang mengamati Sophia yang sedang menunggang kuda, lalu memeluk erat dari belakang.
"Bagaimana?" Darena bertanya.
"Dia tidak curiga sama sekali," kata Anton yang mulai menciumi leher Darena yang tidak tertutup syal.
Darena tertawa kecil. Rencananya menjadikan Eryk pelayan pribadi sepertinya akan berjalan lancar sekarang. Jantungnya berdegup cepat bukan dikarenakan sentuhan Anton melainkan bayangan akan Eryk yang tunduk oleh perintahnya, menyenangkan. Ia membalikan tubuhnya, membelai pipi Anton yang bagian bawahnya terdapat jenggot tipis tak rapih, "Aku bangga padamu."
"Untuk apa sih kau menjadikan dia pelayan lagipula, Darena?" Anton bertanya penasaran sekali, "bukanlah lebih baik kau fokus saja dengan anak—"
"Tidak," Darena memotong tajam, "aku ingin melihat dia menderita kehilangan Gaea oleh Rainer~"
Di saat itulah, Darena akan mencoba menjadi teman yang baik bagi Eryk yang sedang patah hati dan mungkin mereka bisa bersama nanti.