"Gaea, kau tahu perasaanku bagaimana," kata Eryk.
Gaea menggigit bibirnya. Ia tahu, Eryk benci padanya sudah jelas sekali dari nada bicara serta ekspresi Eryk yang datar-datar saja.
Mungkin ini akhir dari hubungan mereka.
Gaea menggenggam selimut yang menutupi tubuhnya erat menahan air mata keluar dari sana. Ia tidak boleh lemah.
Tidak boleh.
Putus hubungan bukan pertama kalinya terjadi.
"Apa yang ada dipikiran mu?"
Gaea tersikap mendengar suara Eryk begitu dekat dengannya begitu juga kulit wajahnya merasakan hembusan udara hangat tiba-tiba. Kepalanya terangkat mengetahui wajah Eryk begitu dekat dengannya, "Eh! Kau tidak boleh turun dari ranjang! Kau masih sakit."
Eryk menjauhkan wajahnya, "Aku tidak peduli, kalau kau sesedih itu bagaimana bisa aku berdiam diri?"
Gaea tersentuh Eryk masih peduli dengannya, namun tak mengatakan apa-apa hanya memandang Eryk yang memegangi infusan.