Chereads / Prof I Love You / Chapter 3 - Sandra

Chapter 3 - Sandra

Tengah malam tiba sekitar jam 1 pagi Rey terbangun dari tidurnya karena dia mendengar suara berisik dari luar. Karena itu dia bangun dan membuka korden villanya yang mengarah keluar. Awalnya dia tidak melihat apapun, namun ketika dia mencoba fokus, terlihat pemandangan yang tidak asing baginya. Kejadian ini sering terjadi disekitarnya pada saat dia bekerja sebagai Trinity. Seorang gadis yang disandra lalu dikelilingi oleh tiga bandit berpakaian hitam dan menggunakan topeng yang menutupi seluruh wajahnya.

Gadis itu diikat tangan dan kakinya di kursi. Mulutnya di sumpal dengan sebuah kain yang mem

buatnya tidak bisa berbicara atau berteriak. Rambut panjangnya berantakan, sepertinya dia mengalami beberapa pelecehan. Dengan penglihatan abnormal Rey, dia bisa dengan jelas melihat bekas aliran air mata di mata sampai pipinya. Kantung mata gadis itu juga menggembung, menandakan dia sudah menangis dengan hebat sebelumnya.

Mengenakan pakaian kasualnya Rey membuka pintu balkon lantai tiga kamar, lalu langsung meloncat ke lantai dua villa depan. Tidak ada suara sedikitpun ketika dia meloncat maupun ketika dia mendarat. Seringan bulu. Jarak antara kedua villa sekitar tiga puluh meter, baginya biasa saja, dia pernah melompat lebih jauh dari itu sebelumnya. Rey membuka pintu kaca di balkon sepelan mungkin, agar tiga bandit itu tidak merasakan kehadiranya. Setelah itu, dia bersembunyi di belakang sofa putih besar dan membelakangi bandit. Mengeluarkan tiga koin penny dari sakunya. Dengan cepat tiga koin itu dilemparkan ke arah kepala belakang tiga bandit. Bunyi jatuh bisa terdengar secara serempak, tiga bandit di sekitar gadis itu sudah tengkurap tidak sadar. Kemudian Rey keluar dan berjalan ke arah gadis itu, dia melihat kejutan ketika selesai melepas kain yang menutupi mulut gadis itu.

"Hai!, bukankah dunia terlalu sempit?" Candanya.

"Terimakasih, ada lima bandit lagi, kita harus pergi?" Gadis itu tidak menjawab dan malah berterimakasih.

"Tidak perlu, aku akan mengatasinya" Kata Rey.

"Tapi mereka ada banyak"

"Bukankah tadi kamu melihat aku menjatuhkan tiga bandit itu dengan sangat cepat? Hehe, sebenarnya tidak ada perbedaan mengalahkan tiga semut ataupun lima semut, sama-sama lemah" Jelasnya.

"Terserah, dan hati-hati."

"Gadis ini meskipun acuh tak acuh dan dingin, tapi masih perhatian. Sangat menarik." Rey berbicara di dalam hatinya.

"Sembunyi di belakang sofa itu, aku akan segera menyelesaikan mereka" Rey menunjuk sofa sebelumnya.

"Oke" Lalu gadis itu dengan patuh sembunyi.

Tidak lama kemudian, terdengar suara langkah kaki dari lantai tiga, dia melihat lima orang yang memakai pakaian sama persis dengan ketiga bandit yang tadi. Pakaian hitam dan bertopeng. Mereka sebenarnya tidak tinggi, hanya rata-rata orang indonesia dan dua kepala lebih pendek dari Rey. Jelas sangat terlihat mereka sama sekali bukan profesional. Mereka amatir. Ada beberapa organisasi dunia bawah di Indonesia, yang terkuat ada di kelas A, tapi dia lupa namanya. Kemudian ketika sampai dilantai dua kelima bandit itu saling bertukar pandang dengan Rey yang duduk di kursi sandra sambil menyilangkan kakinya.

"F*ck! Kamu siapa? Dimana gadis itu?" Teriak salah satu bandit.

"Kalian sekumpulan sampah, menyandra seorang gadis lemah. Apakah kalian laki-laki?" Jawab Rey dengan sakarstik.

"Diam! Tidak usah ikut campur!" Kelima bandit itu marah.

"Apa tujuan kalian?"

"Bukan urus_!" Bang!

Sebelum dia bisa menjawab perutnya sudah ditendang Rey dan seluruh badanya terhempas sejauh enam meter dan berhenti setelah menabrak dinding rumah. Tidak berhenti disitu empat bandit lainya yang masih terkejut juga ditendang satu persatu dan terlempar tidak sadarkan diri. Bandit yang pertama terhempas cukup kuat, setelah beberapakali berusaha dia akhirnya bisa berdiri. Hal yang pertama dia lakukan adalah bersujud.

"Tolong! Maafkan aku!, Aku hanya disuruh" Dia memohon, badanya bergetar.

"Siapa yang menyuruh kalian? Apa tujuan kalian menyandra gadis itu?!"

"Itu.., kami benar-benar tidak tahu, kami hanya diperintahkan untuk menyandranya"

"Siapa yang menyuruh kalian?"

"Kami juga tidak tahu, kami dibayar tinggi, pihak lain memakai topeng dan pakaian serba hitam. Dia menyuruh kami menyandra putri kedua Herman Group. Dia memberi kami 40 juta."

Bandit itu berkeringat deras ketika di interogasi, dia bahkan tidak berani menatap mata Rey dan hanya menunduk sepanjang waktu. Rey sama sekali tidak peduli dengan bandit itu, mereka hanyalah semut di matanya. Mengapa dia harus repot berurusan dengan mereka. Kejadian ini sering terjadi dimana pihak misterius menyuruh beberapa orang untuk melakukan kejahatan. Meskipun bayaran tinggi, pada akhirnya jika terjadi kesalahan dan tertangkap, semua kredit kesalahan akan jatuh pada bandit sendiri. Sedangkan dalang dari pelaku kejahatan akan tetap aman.

"Aku akan membiarkan kalian pergi kali ini, tapi jika selanjutnya aku melihatmu lagi, itu tidak akan menjadi sederhana. Kamu mengerti?"

"Baik, baik!" Dia menganggukan kepalanya dengan cepat. Sorot matanya menunnjukan suka cita yang mendalam.

"Terimakasih, kami akan berubah!" Aku bersumpah tidak akan bertemu dengan iblis ini lagi, gumam bandit dengan lirih.

"Bawa mereka pergi, ingat!" Rey menunjuk kawanan bandit yang berbaring di tanah seperti anjing mati.

"Ok, Oke.."