***
Tak ada satu pun manusia yang tahu akan hari esok. Perkara tentang lahir kembali dengan nasib yang lebih bertuah* menjadi misteri dunia!!! Pendapat ini seringkali membuat manusia-manusia yang sangat senang mengandalkan kemampuan akal dan batinnya mengejar satu atau lebih pengetahuan tentang nasib manusia di masa mendatang dengan bantuan hal-hal gaib yang tak terlihat namun bagi orang-orang tertentu kehadirannya di klaim bisa terasa penuh kuasa, penuh keagungan sehinga kepada dialah mereka meminta pengetahuan untuk melihat masa depan!!!
Namun ternyata, tak selamanya harapan sesuai dengan kenyataan yang nampak kemudian!!!. Tak ada manusia yang mampu memiliki pengetahuan akan nasib hidupnya. Karena nasib, seorang pemuda tampan nan gagah perkasa didorong maju untuk melangkah menuju gerbang kematian, dorongan itu seolah-olah dipenuhi dengan daya magnet yang luar biasa tarikannya sehingga ia akhirnya terus mendekat dan semakin mendekat ke jalan yang tidak bisa dihindari oleh manusia seumur hidupnya yaitu kematian badani.
***
Malam demi malam terlewati bagai angin berlalu, begitu cepat melewati waktu. Kali ini pemuda itu diperbolehkan untuk pergi keluar rumah melihat betapa menyeramkannya medan peperangan. Ia bernama Pierrexcy Currie yang baru menginjak usia 20 tahun, di usia itulah para pemuda ikut melebur masuk dalam sebuah kubangan berbahaya yang mewajibkan semua orang membela keberadaannya dari suatu tempat untuk tetap bertahan dan hidup. Ia telah dibesarkan di balik pagar yang kokoh, membuat gerak-geriknya terbatas. Betapa tersiksanya pemuda tampan nan kuat itu!!!
"Telah lama diajarkan bagiku ilmu demi mempertahankan bangsaku, kini akhirnya sampai dimana itu bisa ku pakai. Inilah waktunya!!!." Pierr mengepalkan jarinya dengan kuat menandakan bahwa ia yakin dan siap.
***
Pierrexcy Curie yang sudah cukup tangguh untuk masuk dalam medan perang dibekali Averie Curie, ibunya sebuah kalung peninggalan neneknya Jane Curie yang pancarannya hampir membutakan mata jika ia berkilau terpapar percikan cahaya matahari.
Ave menghampiri anaknya….
''ini untuk mu Pierr, kelak jika seorang wanita telah mengikat hatimu serahkan kalung ini untuknya'' menepuk bahu anaknya seketika sambil memberi sekantong roti yang cukup untuk dimakan berhari-hari oleh Pierr dan ayahnya. Kalung yang diwariskan kepada Pierr itu sebenarnya bukan dimaksudkan untuk diberikan kepada tambatan hatinya kelak, namun sebagai tanda pengingat dan pengenal bahwa ia adalah seorang Putra Mahkota dari sebuah kerajaan yang sudah lama hancur dan hilang di telan oleh waktu dan jaman.
Tidak lama kemudian Mende Curie, ayahnya Pierr datang,
''ayo Pierr, apa kau sudah siap???'' tanyanya.
''siap ayah'', dengan menunggangi seekor kuda Pierr terlihat semakin gagah apalagi menyaksikan tubuhnya berbalut pakaian dari kulit binatang yang dirancang oleh ibunya. Pakaian yang ketat itu membuat tubuh bidang pierr nampak indah dengan gundukan-gundukan keras yang menempel pada beberapa bagian tubuhnya. Wanita manapun yang melihatnya mungkin akan terpesona. Namun sayangnya, selama ini Pierr tidak pernah keluar dari kediamannya apalagi menemui seorang wanita!!!
***
World War telah menewaskan banyak korban yang sebagian besar merupakan pemuda, mendengar kabar itu Ave takut hal buruk terjadi pada Pierr. Lantas ia segera mengejar Pierr dan Mende seorang diri dengan menunggangi seekor kuda berbulu putih dan panjang. Cantik rupanya.
Eeeeeeeee.....eeeeeeee....eeeeeee suara kuda itu siap membawa Ave pergi.
"Let's Goooo"... Dengan tekat yang lahir dari kecemasan dan ketakutan Ave terpacu untuk pergi dengan semangat juang tinggi.
***
Dalam perjalanan ternyata Pierr sangat senang karena ia dapat ikut bersama ayahnya, menemani laki-laki tua namun tidak kalah gagah dari dirinya itu. Ia harus menunggu waktu yang lama untuk terbebas dari siksaan beban di balik tembok kokoh rumahnya untuk mempersiapkan diri menjadi pemuda yang tangguh dan gagah perkasa. Namun, ia juga merasa cemas sebab tempat yang harus ia tuju untuk pertama kalinya setelah bebas dari jeruji kokoh itu ialah medan perang!!!
***
Hari semakin gelap, Pierr dan ayahnya menghentikan perjalanannya di sebuah permukiman kumuh yang sepi dan tak bernyawa. Hanya tersisa puing-puing bangunan runtuh.
''kenapa berhenti???'' ucap Pierr,
''tidak mungkin bagi kita melewati malam yang gelap ini tanpa sebuah pelita terang nak'' ujar ayahnya.
Kebetulan malam itu penguasa malam tidak memancarkan cahayanya.
***
Ave yang di dalam perjalanan tergesa-gesa akhirnya kehilangan jejak Pierr dan ayahnya.
***
Pierr telah terlelap bersama Mende sehingga mereka tidak tahu menahu ada seseorang pria tua yang mengawasi mereka, sampai ketika kicauan burung bersama dengan cahaya mentari muncul kembali.
Perjalanan mereka lanjuti...
Ave yang menyusul semakin jauh ketinggalan jejak.
Mende yang menjadi pemandu Pierr saat itu kelelahan karena ia sudah cukup tua untuk melakukan perjalanan jauh, mereka lalu berhenti dan berteduh kembali di bawah pohon yang besar di dalam hutan.
''kau tampak lelah ayah. Ini ada sedikit roti untuk kita makan''
kata Pierr lalu membuka kantong berisi bekal yang diberi ibunya, mereka lalu menyantapnya bersama-sama hingga perutnya terisi dan menyisakan roti itu untuk perjalanan berikutnya. Setelah melepas penat mereka terus pergi. Sementara itu, pria yang mengawasi mereka sejak malam terus mengikuti perjalanan mereka, entah apa yang ia inginkan dari dua Curie itu.
***
Di lain tempat Ave kelelahan pula mengejar dua Curie lalu pulang kembali karena mengingat ia meninggalkan si bungsu Juliot di rumah tetangganya. Juliot yang ditinggalkan sejak malam menangis tersedu-sedu merindukan kehangatan sebab ia masih sangat kecil dan memerlukan ibu untuk mengurusnnya.
***
3 hari sudah berlalu Pierr dan Mende belum sampai juga, betapa panjangnya perjalanan hebat yang harus mereka tempuh bagai bumi tak berujung. Roti yang dibekali Ave habis!!! Pierre dan ayahnya lapar namun tak ada yang bisa dimakan saat itu karna apa yang ada disekitar mereka pasti telah diracuni oleh sekutu. Beruntung Pria yang mengikuti perjalanan mereka membawa makanan yang cukup banyak.
Pierr heran
''siapa dia ayah???, aku tak pernah melihat dia sebelumnya'',
"ayah tak tau, mungkin dia juga ingin ke medan perang''.
Melihat Pierr dan ayahnya berbisik-bisik, brownly-pun angkat bicara….
''maaf mengejutkan kalian saya brownly sejak beberapa hari yang lalu saya diperintahkan Ave untuk mengikuti kalian karna dia khawatir perang di Timur ikut menewaskan kalian''.
(Ya...Ave memang perhatian, ia wanita kuat yang hidupnya dipenuhi dengan cinta dan kasih).
Mendengar hal itu Mende semakin cinta pada Ave. Pengalaman baru telah didapat Pierr sejak dirinya mengembara bersama sang ayah, sampai ia tau menjadi seorang lelaki tidaklah mudah kala itu karna harus melewati peperangan demi mempertahankan hidup kaumnya.
(Padahal Ave tidak ada memberi perintah sedikitpun kepada siapapun untuk mengikuti anak dan suaminya).....
*bertuah=beruntung"