Chapter 2 - 1970

Bella terbangun di ranjang berukuran besar, dengan cahaya lampu kuning, melirik kearah sekitarnya dengan tatapan heran.

"Ternyata hanya mimpi".

Bella mengira bahwa kecelakaan itu hanya sebuah mimpi, dia mengira bahwa kejadian itu tidak pernah terjadi pasalnya dia terbangun di kamar yang berada dalam Mansion Kuno itu.

"Arghhhhhhhhhhhhh....."

Bella mengerang kesakitan, tangannya menyentuh dahinya yang kini sedang terlilit oleh kain perban putih, diapun terlihat heran mengapa ada luka di bagian dahinya.

"Jika ini mimpi kenapa ada luka di dahi ku."

Gumamnya dalam hati.

Tiba-tiba Terdengar suara dentingan alunan piano yang begitu lembut, hingga membuat Bella mencari-cari asal sumber suara tersebut.

Bella berjalan kearah sekitarnya, dengan perlahan, tampak sesosok Pria berkacamata bulat dengan kemeja putih serta Celana Baggy Hitam, dan rambut bak pinang dibelah dua.

Pria itu terpejam seolah menikmati alunan musik dari jemari lentiknya, dia memainkan piano hingga menghasilkan bunyi yang begitu syahdu, hingga menggetarkan hati siapapun yang mendengarnya.

Tanpa disadari nya Bella yang dari tadi sudah berdiri menatapnya, memperhatikan Pria tampan itu.

"Prokkkk....Prokkkkk.....Prokkkkk"

Suara tepuk tangan Bella membuat Pria itu tersadar, hingga menyadari bahwa kini dia tidak lagi sendiri melainkan ada Bella di depannya.

"Hebat, sangat luar biasa"

Ucap Bella sambil menatap kagum pria didepannya itu.

"Kau sudah sadar?" Kata pria itu sambil menyentuh kepala Bella.

"Awwwwwww, Jangan sentuh bagian ini, sakit tau". Ucap Bella dengan ketus.

"Ah. Maaf habis saya khawatir". Kata pria itu.

"Kenapa kau ada disini, ini kan rumah nya Nenek". Kata Bella seolah mengintrogasi.

Pria itu mengangkat satu alis hitamnya dengan heran.

"Maaf Nona, ini rumah saya Nona sendiri yang mencoba memaksa masuk kerumah saya dengan memanjat tembok rumah saya." Kata pria itu.

"Hahahaha hahahahaha".

Bella terkekeh mendengar cerita pria itu.

"Apa kau bilang aku yang memaksa masuk ke rumah mu, Hey ini rumah Nenekku ya".

Pria itu hanya tersenyum kecil, kearah Bella.

"Sudah larut Malam sebaiknya Nona tidur, aku akan mengantarmu pulang besok pagi"

Pria itu bangkit dari tempatnya berada dan mulai berjalan menaiki anak tangga, menuju sebuah kamar.

Bella hanya mengekor mengikutinya, dengan perasaan heran dan bertanya-tanya, sebenarnya apa yang telah terjadi.

"Nona, silahkan beristirahat disini, Jika nona memerlukan sesuatu silahkan tekan bel ini".

ucap pria berkacamata bulat itu.

Pria itu begitu sopan dan lembut, namun berwajah datar dan dingin tapi tetap saja tidak membuat ketampanannya luntur, bola matanya hitam jernih dengan rambut cepak yang begitu klimis, kulit nya putih halus, bibirnya merah merona, dengan postur tubuh yang lumayan ideal.

"Jika aku tidur disini lalu kau mau kemana.?"

Ucap Bella dengan spontan.

"Apa Nona ingin tidur dengan saya.?"

Ucap pria itu sambil memicingkan matanya.

Pipi Bella langsung merona seketika mendengarnya.

"Bukan begitu, kamu jangan terlalu berharap ya, aku tidak Sudi tidur dengan mu, aku hanya ingin tau kamar mu disebelah mana?"

Ucap Bella dengan linglung.

"Kamar ku disini, tepatnya disebelah kamar Nona, maaf Nona ini sudah larut saya permisi dulu". Kata pria tampan itu.

Pria itu mengakhiri pembicaraan nya, berjalan memasuki kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Bella.

"Tunggu dulu, kau jangan memasuki kamar ini karena ini kamar yang dilarang oleh Nenek."

Ucap Bella seolah mencegah pria itu memasuki kamarnya.

Pria itu terlihat kesal kepada Bella hingga wajahnya tertekuk seperti lipatan kertas, tanpa basa-basi dia berjalan menghiraukan ucapan Bella yang baginya tak masuk akal.

Bella berusaha mencegahnya dengan mengikutinya masuk kedalam, namun sebelum masuk kedalam.

"Brukkkkkkkkk"

Pria itu membanting pintu kamarnya dengan kuat tepat dihadapan Bella, hingga membuat Bella kesal.

"Lihat saja aku akan membuat perhitungan, dasar Pria Aneh".

Teriak Bella sambil menendang pintu kamar Pria itu.

*****

Keesokan harinya Bella terbangun akibat cahaya matahari yang menyilaukan di pagi hari, sesekali Bella menatap dinding-dinding kamar itu sambil memikirkan sesuatu.

"Apa yang sebenarnya terjadi, Jika ini bukan rumah Nenek lalu dimana ini".

Gumamnya dalam hati.

Lamunan Bella buyar begitu seseorang pembantu rumah itu datang, untuk menyampaikan bahwa makanan sudah siap.

"Non, turun yuk Tuan sudah menunggu dibawah, beliau meminta nona untuk sarapan bersamanya".

Ucap wanita paruh baya itu.

"Tunggu kau Siapa?"

Tanya Bella kepada wanita itu.

"Aku asisten dirumah ini Nama saya Sumi, biasa di panggil Mbok Sum".

Jawabnya dengan suara khas keibuan.

"Baiklah kalau begitu saya mandi dulu."

Ucap Bella sambil beranjak pergi.

Selesai Mandi Bella mencoba memilih pakaian yang tersedia di lemari, dia mencoba memilih-milih pakaian namun entah mengapa tidak ada satupun pakaian yang cocok untuknya.

"Apa ini, pakaian nya ko begini, ini Kuno sekali, semua pakaian nya dress tidak ada yang cassual". Gerutu Bella kesal.

Bella mengacak-ngacak seisi lemari.

"Nah kalo yang ini mungkin lebih baik".

Ucap Bella sambil mengganti pakaiannya.

Setelah mengganti pakaiannya dengan sebuah kemeja putih polos, Bella melihat sebuah kaca berukuran besar, dan menghampirinya. ketika Bella menatap wajahnya di cermin dia kaget dan tidak percaya.

"Ini aku, tapi tubuh ini bukan tubuh ku, kenapa begini?' ucap Bella sambil berkaca.

Bella mulai lemas melihat tubuhnya berubah menjadi orang lain, orang yang sama sekali tidak dia kenali. Bulir-bulir air mata jatuh di pipinya sampai kepada bibir mungilnya, Karena baginya ini semua tidak masuk akal.

Tangisan Bella semakin kencang, hingga terdengar sampai keruang makan tepatnya dilantai satu.

Pria berkacamata bulat itu berlari meninggalkan makanan lezat yang sedang disantapnya dengan lahap, menuju kamar Bella dengan tergesa-gesa.

Dia terkejut melihat Bella yang sudah terduduk dilantai sambil melipat kedua tangannya dengan membenamkan wajahnya, seolah menutupi wajah sedihnya.

"Bangun, jangan seperti ini Nona".

Ucapnya sambil membopong badan Bella agar berdiri.

Bella mencoba menguatkan dirinya dan bangkit dari tempatnya terduduk, dia memposisikan badannya ke depan cermin membelakangi pria tersebut.

Pria berkacamata bulat itu terkejut melihat lekukan belakang tubuh Bella yang molek, rambut hitam yang terurai, kaki jenjang nya yang mulus membuatnya harus menelan ludah beberapa saat, apalagi dengan pakaian Bella yang hanya memakai kemeja putih polos, yang hanya menutupi bagian atas hingga bokong saja.

Pikirannya mulai traveling tak karuan, wajar saja diakan pria normal, baginya ini pertama kalinya pikirannya merasa ternodai, namun dia tetap berusaha menormalkan pikirannya dan membuang pikiran kotornya.

"Katakan apa yang sebenarnya terjadi, kenapa kau tiba-tiba menangis seperti ini".

Ucapnya kedua kalinya.

"Aku dimana dan tahun berapa ini?"

Pria itu tertegun mendengar ucapan Bella, diapun Heran bagaimana mungkin seseorang sampai lupa akan hari, tanggal dan tahun.

"Kau di rumah ku, dan Ini hari Senin, tepatnya tanggal 02 April 1970". Ucap pria itu dengan yakin.

"Apakah kau mengenal ku?". Ucap Bella.

"Aku tidak mengenal mu, namun sepertinya kau yang lebih dulu mengenalku sampai harus memanjat pagar rumah ku hanya untuk dapat berphoto dengan ku...."

Ucap pria itu.

"Apakah kau seorang Artis?"

Ucap Bella dengan terbata-bata.

"Lebih tepatnya begitu ....."

Ucapnya.

Astaga apa mungkin dia Pria yang selalu diceritakan oleh Nenek, dan mungkinkah aku kembali ke masa lalu.