Sembilan tahun yang lalu, aku dan beberapa temanku mengikuti kegiatan PKL (Praktik Kerja Lapangan) untuk memenuhi tugas akhir sekolah, kami berteman tapi hanya sekedar teman, tidak ada satupun yang begitu dekat denganku, Rara, Eni dan Laeli namanya. Dua bulan kami mengikuti kegiatan tersebut di Rumah Sakit Swasta di kota D. Tidak ada yang spesial pada awalnya, seperti kegiatan PKL pada umumnya, sampai akhirnya ada satu lelaki yang menurutku cukup menarik, mulai dari penampilannya yang sederhana dengan kumis tipis, terlihat cuek tetapi humoris, hal itu juga baru ku ketahui ketika aku sudah cukup dekat dengannya.
Entah bagaimana aku bisa dekat bahkan bisa sampai berkomunikasi dengan intens, semua terasa begitu cepat. Singkat cerita kami berkomunikasi, ada begitu banyak hal yang aku ketahui tentangnya dari situ, mulai dari dia yang ternyata adalah seorang komika, penulis buku, bahkan seorang ayah dengan satu anak. Aku cukup kecewa mengetahui hal itu, tapi yaa aku enjoy saja, toh saat itu aku juga mempunyai kekasih dan aku berpikir kalau aku tidak akan mungkin bersama-sama dengannya.
Kedekatan kami dimulai dari bertemunya kami setelah kegiatan PKL selesai melalui sosial media facebook, kami berkomunikasi disana melalui direct message.
"hai Cha" sapanya
"oh, kak Oz" jawabku, aku masih belum percaya kalau ternyata dia mencariku di sosial media kemudian menghubungiku.
Banyak hal yang kami ceritakan mulai dari hal sepele sampai informasi tentang kami.
"kamu beli dong buku aku" dia menawarkan buku hasil karyanya.
"buku apa ka?" tanyaku penasaran.
"buku yang aku tulis"
"oh kakak bisa nulis"
"iya dong, kan kakak punya tangan" jawabnya dengan ringan.
"oh iya ya hehehe" jawabku. Kami terus melanjutkan pembicaraan yang abstrak.
Hari demi hari kami semakin intens dalam berhubungan lewat media sosial, karena saat itu handphone hanya bisa dipakai untuk telepon dan sms, belum secanggih sekarang. Dia selalu online dan berhubungan denganku pada saat di kantor dan selalu melanjutkan sepulang kantor lewat warnet (warung internet).
Hingga suatu ketika, kami sedang melakukan percakapan seperti biasa,