"Aaahhh, mengapa hidup kita begitu sangat membosankan." ucap Juna seraya menuangkan minuman beralkohol di gelas minumannya.
"Benar apa katamu Jun, jenuh juga tiap hari kita hanya berkutat dengan berkas-berkas yang buat kepala kita pusing, benar tidak Le?" ucap Dylan dan bertanya pada Leo yang lagi menyesap kopinya.
"Kalau kalian jenuh, kenapa tidak mencari sesuatu hal yang baru?" ucap Leo dengan wajahnya yang terlihat dingin.
Juna Nicolas dengan wajah tampannya sudah banyak pengalaman dalam hal melumpuhkan seorang wanita, berganti-ganti pasangan adalah hal biasa bagi Juna, sangat pantas jika Juna di juluki Leo dan Dylan sebagai sang petualang cinta.
Leo Marchel, dengan sifatnya yang dingin tidak terlalu ingin terlibat dengan jenis yang namanya wanita, karena baginya seorang wanita itu tak lebih dari seorang pengganggu.
Dylan Edward berwajah tampan dan ramah, namun selalu mematahkan hati wanita yang ingin berhubungan dengannya, karena hati Dylan sudah membeku sejak cinta pertamanya tersakiti.
"Kira-kira kegiatan apa yang membuat kita happy fun dan tidak bosan tapi juga menguntungkan buat kita?" tanya Dylan menatap Leo dan Juna.
"Bagaimana kalau kita buat pelayanan jasa online sebagai pacar sewaan? lumayan di samping kita tidak bosan dengan satu wanita saja, tapi kita juga menghasilkan uang karena sebelum kita bekerja mereka harus mentransfer dulu biaya jasanya ke rekening kita, bagaimana menurut kalian?" tanya Juna dengan ide gilanya.
"Hm, ide yang Bagus Jun, tapi..apa tidak ada syarat-syarat tertentu untuk klien kita yang akan menyewa kita?" tanya Dylan yang ngeri kalau mendapatkan klien wanita jadi-jadian.
"Tentu saja harus ada syaratnya, pertama mereka harus single berusia dua puluh satu tahun sampai dua puluh lima tahun, kedua harus mengirim foto dan data pribadi lengkap, ketiga kita harus tahu lebih dulu berapa mereka berani bayar kita? kalau ketiga syarat itu beres baru kita proses pertemuannya, bagaimana? setuju tidak? kalau setuju kita buat link layanan jasanya." jelas Juna sangat antusias.
"Bagus juga, tapi kita kan harus kerja tiap hari Jun?" tanya Dylan yang sangat tahu kalau dirinya yang paling sibuk dengan pekerjaannya.
"Kita ambil malam hari di atas jam tujuh sampai jam sebelas malam, selama tiga hari berturut-turut, bagaimana? Leo!! kamu setujui tidak dengan ideku?" tanya Juna seraya menepuk paha Leo dengan koran.
"Aku setuju saja, aku harap tidak ada yang memilihku nanti, daripada buat ribet." jawab Leo dengan datar.
"Oke jadi kita deal buat jasa layanan ini ya?" tanya Juna menatap Leo dan Dylan.
"Deal." jawab Leo dan Dylan hampir bersamaan.
"Siapa yang buat link jasa pelayanannya?" tanya Juna melirik Dylan yang paling pintar dalam bidang IT.
"Ya..ya..tidak perlu menatapku seperti itu, aku masih cowok tulen bukan bunglon." ucap Dylan di susul tawa Juna dan Leo.
"Ya sudah buat sekarang Lan, tapi jangan menyebut nama kita, hemm..kamu buat saja nama inisial Mr. L, Mr D, Mr J, begitu lebih keren." ucap Juna dengan serius.
"Leo, kamu menyukainya tidak dengan nama inisial saja?" tanya Dylan pada Leo yang tidak terlalu banyak bicara.
"Selama kalian suka, aku oke oke saja, lanjut saja." jawab Leo tersenyum tipis.
"Sipp, buat link-nya sekarang Lan aku mau pesan makanan buat kita." ucap Juna yang berniat memesan pizza.
Sambil menunggu Dylan membuat link jasa pelayanannya, Leo dan Juna bermain game ML.
"TING TONG"
Pintu depan terdengar berbunyi terus menerus.
"Siapa ya?" tanya Leo manatap Juna yang lagi fokus dengan gamenya.
"Aku pesan pizza Le, tolong ambil gih." ucap Juna tanpa mengalihkan perhatiannya dari ponselnya.
Dengan malas, Leo bangun dari duduknya dan berjalan ke arah pintu depan.
"CEKLEK"
"Selamat pagi, dengan Tuan Juna? saya Amelia Putri dari Pizza Love mengantar pesanan Tuan Juna dengan pesanannya tiga pizza dan tiga minuman coffie mocacino, mohon bisa di terima." ucap Amelia yang bicara tanpa henti dengan sebuah senyuman yang tidak lepas dari bibirnya.
"Berapa semuanya?" tanya Leo dengan suara datar menatap wajah Amelia yang mungkin usianya masih di bawahnya lima tahun.
"Tiga ratus empat puluh Tuan Juna, dan tolong bayarnya dengan uang pas saja karena saya tidak punya kembaliannya." ucap Amelia lagi dengan suaranya yang persis burung Beo.
"Bisa tidak sedikit bicara? telingaku sakit mendengarmya." ucap Leo sambil mengeluarkan uang dari dompetnya dan memberikan uangnya pada Amelia.
"Maaf ya..Tuan Juna yang terhormat, saya bicara bukan keinginan saya, tapi ini bagian dari pekerjaan saya, jadi kalau telinga Tuan merasa terganggu harap di tutup saja." ucap Amelia kesal menerima uangnya dan menyerahkan pizza dan minumannya dengan kasar di dada Leo sebelum Leo menerimanya dengan benar, hingga tidak sengaja tutup minuman salah satunya terlepas dan tumpah mengenai kemeja Leo.
"Aiishhhh, ini bulan salahku..ini salah Tuan yang tidak bisa menerima dengan baik." ucap Amelia seraya memasukkan uangnya ke dalam kantong dan beranjak dari tempatnya berniat untuk pergi.
Tapi langkahnya terhenti saat ada tangan kekar yang sedang memegang lengannya dengan kuat.
"Kamu tidak bisa pergi seenaknya setelah mengotori baju gadis kecil!" ucap Leo dengan tatapan yang tajam.
"Sudah aku bilang! itu bukan salahku tapi salahmu yang tidak menerimanya dengan baik." ucap Amelia berusaha melepas cekalan Leo yang kuat.
"Itu salahmu! karena tidak sopan saat memberikannya padaku." ucap Leo dengan suara penuh tekanan.
"Tidak, kamu yang salah!" ucap Amelia tanpa mau mengalah, kemudian menepis kasar tangan Leo dari lengannya dan beranjak pergi.
"Berhenti!! atau aku akan menelepon bos kamu agar memecatmu!! karena aku yakin kamu yang salah." ucap Leo dengan kesal.
Amelia menghentikan langkahnya, kemudian menatap Leo dengan tatapan sedikit melunak.
"Baiklah, aku salah...kamu benar, aku minta maaf." ucap Amelia dengan wajah tertunduk.
Leo tertawa keras, melihat ketakutan Amelia, tadi seperti singa betina sekarang persis seperti anak kucing yang lucu.
"Minta maaf itu mudah, tapi aku tidak bisa memaafkan kamu, sebelum kamu mencuci bajuku yang kotor." ucap Leo merasa di atas angin.
"Baiklah apa pun perintahmu, lepas bajumu biar aku mencucinya nanti di rumah." ucap Amelia dengan hati yang amat kesal.
"Tidak bisa, kamu harus mencucinya sekarang di sini." ucap Leo tanpa tertawa agar Amelia takut padanya.
"Aku harus bekerja Tuan Juna!" ucap Amelia mulai kesal dengan sikap Leo.
"Aku yang akan memberitahu Bos kamu!!sekarang cepat masuk ke dalam untuk mencuci bajuku!" ucap Leo seraya mengambil ponselnya dan menelpon Steven sebagai pemilik toko pizza di mana Amelia bekerja.
Dengan tatapan penuh amarah Amelia masuk ke dalam rumah seraya menginjak kaki Leo dengan kuat.
"Auuuhhhh" Leo mengasuh kesakitan sambil memegang kakinya yang terasa hancur kena injak kaki Amelia.