Chereads / THE QUEEN OF WORLD OF ARTHERA(HIATUS) / Chapter 3 - 2. Adik kecil

Chapter 3 - 2. Adik kecil

Setelah hampir sampai pada tanah, Violet segera mengubah wujudnya menjadi manusia kembali. Ia berlari kearah gadis kecil tersebut, ketika ia sampai ia segera memeluk gadis tersebut dan setelah itu muncul pelindung diarea mereka berdua.

•••✓✓•••|

"Kau tidak apa-apa? Kenapa kau berlari kesini? tempat ini berbahaya!" Tanya Violet khawatir, ia melepas pelukannya dan melihat sekitar lalu kembali menatap nanar gadis kecil tersebut

"Jangan berbicara disini" lanjutnya, setelah itu tubuh mereka hilang secara perlahan bagaikan debu dan setelah itu mereka menghilang dari sana. Tak ada yang menyadarinya, mungkin karena mereka sibuk berperang.

Violet dan gadis kecil tersebut muncul diatas tebing tempat dimana Violet semula berada, ia menatap gadis itu dengan tatapan serius. Walaupun kini ia tidak sedang memperhatikan perang tapi indera pendengarannya semakin tambah tajam jadi walaupun ia tidak melihat keadaan peperangan, ia masih bisa memperhatikan dengan cara pendengarannya tersebut.

"Siapa namamu, cantik?" Violet bertanya dengan nada lemah lembut

"Lucy Klounnie"

"Lalu apa yang Lucy lakukan disini? Tempat ini berbahaya untukmu"

"Lucy sedang mencari ayah, ayah ikut perang ini. Lucy tidak ingin ayah meninggalkan Lucy, Lucy hanya memiliki ayah" Jawab Lucy, ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Ia menangis dalam diam, tapi hal tersebut dapat langsung diketahui karena bahunya bergetar

"Ohh...Jangan menangis. Aku berjanji akan menemukan ayah mu, ok!" Violet berujar sambil menghapus air mata Lucy, ia tersenyum meyakinkan

"Benarkah??" Lucy menatap Violet dengan penuh harap, ia menghapus kasar air matanya

"I promise" Balas Violet sambil mengangguk meyakinkan

Violet kembali menghapus air mata Lucy dengan lembut, ia selalu memasang wajah penuh kasih sayangnya tersebut. Ia menoleh cepat kearah samping kanannya dengan tatapan tajam, sebuah anak panah melesat cepat kearah Violet, dengan sigap ia menangkap anak panah tersebut dengan tangan kosong

'Srettt...'

Darah menetes begitu saja ketanah tebing tersebut, darah tersebut mengalir hingga mengenai pakaian Violet. Di telapak tangannya terdapat sebuah anak panah, permukaan tangannya terdapat gores luka yang cukup panjang akibat anak panah tersebut.

Lucy yang terkejut hanya bisa menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya, sedangkan Violet menatap datar panah yang ia pegang sedari tadi. Ia membuang begitu saja anak panah tersebut, ia berdiri dan menatap datar arah anak panah itu melesat. Ia dapat melihat bahwa anak panah tersebut meleset ketika akan ditembakkan, perang telah usai dan yang memenangkan perang tersebut adalah mate Violet sang raja vampire.

"A..Apa tangan anda...Baik-baik..Saja?" Mendengar pertanyaan tersebut, Violet menoleh ke arah Lucy yang sedang menatapnya penasaran

"Tanganku baik-baik saja. Sekarang ayo kita cari ayah mu" mendengar ucapan Violet, mata Lucy jadi berbinar-binar

Violet mengulurkan tangannya, hal itu pun langsung dibalas dengan sambutan antusias Lucy. Violet menarik Lucy dalam dekapannya, setelah itu ia pun langsung loncat dan mendarat dengan mulus tanpa hambatan

Ketika mereka sampai diarea tempur tadi, bau anyir langsung menyeruak di hidung mereka. Banyak mayat elf, penyihir, Vampire bahkan dragon yang bergelimpangan, ada sebagian yang masih sadar walaupun terluka cukup parah.

Violet melepaskan dekapannya dan membiarkan Lucy berlari kesana-kemari hanya untuk mencari sosok ayahnya, Violet hanya mengikuti Lucy dibelakangnya tapi tanpa ada yang menyadari setiap jalur yang telah ia lewati berarti mendapatkan penyembuhannya.

"Ayah!!!"

Lucy berteriak sambil berlari kearah sosok naga besar berwarna coklat tua yang tergeletak kaku begitu saja, Violet mengikuti langkah Lucy dengan sedikit tergesa.

Lucy menangis memeluk naga besar tersebut, Violet yang notabennya ditinggalkan oleh orang tuanya saat umur 10 tahun pun hanya bisa tersenyum simpul. Ia mendekati Lucy dan duduk disampingnya, ia menepuk pelan bahu gadis tersebut

"Lucy harus kuat, ok?" Lucy menghadap Violet sepenuhnya

"Ta..Tapi, sekarang....Lucy tidak memiliki siapapun lagi" ucap Lucy sedih, Violet menggeleng kuat "Lucy masih memiliki aku disini, jadi jangan bersedih lagi"

"Asal Lucy tau, orang tuaku dulu juga mengikuti perang, dan mereka berdua tiada setelah perang itu usai. Disaat itu umurku lebih muda darimu yaitu 10 tahun, aku juga tidak memiliki keluarga yang lain. Sedangkan Lucy memiliki aku disini, bahkan umurmu lebih tua dariku yang dulu. Jika aku bisa tegar, kenapa Lucy tidak?" Lanjutnya

"Dengar Lucy! Mulai dari sekarang Lucy adalah adikku, dan aku adalah kakakmu, aku yang akan melindungi, mengajari, dan merawatmu, mengerti?" Mendengar ucapan Violet mata Lucy jadi berbinar-binar tapi setelah itu meredup tergantikan oleh wajah muram

"Apakah boleh?" tanya Lucy ragu

"of course"

"Lalu bagaimana jika Lucy menyusahkan an–" Belum selesai Lucy berbicara, perkataannya telah dipotong oleh Violet

"Panggil aku 'kakak', kita adalah keluarga sekarang" ujarnya, Lucy mengulangi pertanyaannya ragu "Bagaimana kalau Lucy menyusahkan..ka...kak? Lucy orangnya tidak bisa diam! Bagaimana jika Lucy merusak barang kakak?!"

Violet terkekeh melihat kepanikan diwajah Lucy lalu menjawab " Dan kakak mu ini tak akan pernah mempermasalahkannya" perkataannya mampu membuat Lucy bungkam

Lucy memeluk Violet erat membuat sang gadis tersebut terkejut sebelum pada akhirnya ia menormalkan ekspresinya dan membalas pelukan Lucy

"Thank you" Hanya dua kata tersebut yang bisa Lucy ucapkan saat ini, Violet tak menjawab. Ia hanya bisa tersenyum pahit, tak terasa satu bulir air mata terjatuh dari pelupuk mata Violet.

Dalam pikirannya saat ini, setidaknya mulai saat ini ia memiliki keluarga lagi.

•••✓✓•••|

Percaya gak percaya enur kecewa dengan diri enur sendiri yang tidak menemukan ide untuk chapter ini, sedih enurnya( ⚈̥̥̥̥̥́⌢⚈̥̥̥̥̥̀)

Kayaknya otaknya enur perlu di refresh ya biar kabelnya gak lungset. Apasih kok garing(• ▽ •;)

lupakan kalimat diatas! intinya I love you everyone (つ≧▽≦)つ