jika seluruh suara di dunia ini dikumpulkan, dan diberikan kesempatan untuk panjang lebar memperbincangkan sesuatu tentang kebahagiaan, maka yang terjadi adalah suasana seperti burung beo bersahutan di siang yang panas dan udara telah berbau matahari. riuh, berebutan tempat melakukannya.
tapi itu hanya berlaku bagi manusia normal. tidak untuk orang sepertiku, dan mungkin sebagian kecil orang lainnya. aku, kami, mungkin hanya seperti tikus kecil yang menoleh kesana kemari tanpa arah pasti. tidak tahu apa yang dituju, dan tidak tahu apa yang menyebabkan kami diciptakan dan tinggal di dunia ini.
namaku Anta. Antara Antariksa. nama yang keren tapi disematkan dengan penuh keraguan. aku hidup bersama saudara sepupu lain kakek. perempuan yang riang dan bersedia tertawa dalam lukanya. Namanya Nouhara Andrastea. biasanya kupanggil Asta karena keterampilan dan keuletannya.
kami tinggal di sebuah perumahan elite. dengan penghuni tidak lebih dari tiga orang selain ART. Aku, Asta, dan tante Hesta. tiga orang yang hidup seperti tak punya kerabat selayaknya manusia sebagai makhluk sosial. Tante Hesta mengurus kami, aku dan Asta karena hutang budinya pada orangtuaku. sedangkan Asta, tinggal di sini karena permintaan orangtuanya supaya masih ada yang bisa mengawasinya.
umurku 15 tahun. duduk di kelas sebelas salah satu sekolah teladan di dunia ini, dengan fasilitas dan kurikulum terbaik di seluruh penjuru negeri. tapi itu tidak penting. aku tidak akan membahasnya lebih lanjut.
aku akan menceritakan sesuatu. tentang luka.
luka yang tidak bisa disembuhkan hanya dengan satu kata maaf.
sampai bertemu dilain waktu
8 April 2020