Chereads / BENCI TAPI MENIKAH / Chapter 3 - SURPRISE DINNER

Chapter 3 - SURPRISE DINNER

"Bintang, honey, wake up sayang, sudah petang." suara halus mama membangunkan aku, dan aku terkejut melihat kamar yang aku tempati untuk sementara, elegan dan klasik dengan lantai parquet dan lampu gantung di tengah kamar tidur, wajar saja karena rumah Om Hans bergaya klasik American Style karena istri Om Hans berasal dari Amerika.

"Ini kamar siapa ma?"

"Kita ada di rumahnya Om Hans, dan ini kamar kamu sementara, hingga rumah kita selesai di bangun. Tadi kamu tidur hingga pulas banget, sampai mama dan Om hans tidak bisa membangunkan kamu, jadi Om Hans minta Galang buat gendong kamu ke kamar. Sekarang kamu mandi dan ganti baju, kita makan malam bersama, baju-baju kamu sudah mama rapikan tadi."

Dalam keadaan masih agak mengantuk, aku paksakan diriku untuk bangun dan mandi, karena perutku juga sudah mulai bawel. Setelah mandi aku turun menuju ruang makan. Disana sudah ada Om Hans, dan istrinya, ada mama, dan ada Helena, adiknya Galang. Aku menghampiri meja makan memberi salam kepada semua orang dan menarik kursi untuk duduk. Begitu ingin duduk, entah darimana datangnya, Galang datang dan duduk di kursi yang ingin aku duduki.

"Apaan sih loe? ini kursi kan gue yang mau duduk."

"Eh, bocah. Ini rumah siapa?"

Dengan agak kesal aku menunjuk Galang.

"Bagus lah kalau loe tahu, jadi.... sekarang silahkan loe duduk di kursi lain, karena tempat duduk ini punya gue!"

Memang nyebelin harus serumah dengan orang seperti Galang, tapi untuk kali ini aku sebaiknya mengalah. Setelah makan malam kami berbincang-bincang. Aku masih sedikit terganggu dengan kata Om Hans tadi dengan menyebut mama 'Future in-law' a.k.a besan masa depan. Akupun memberanikan diri bertanya.

"Maaf Om, tadi pagi waktu di Airport Om ada mention kata Future in-law. Memangnya siapa yang bakalan nikah Om?"

Om Hans agak sedikit menyernyitkan kening sambil memberi kode ke mama.

"I'm sorry honey for not telling you this. But,.... This is for your goods. Hans, kenapa tidak kamu beritahukan saja pada kita semua?"

"Alright my lord, as you wish." kata Om Hans agak sedikit bercanda.

"Jadi sebenarnya, 17 tahun yang lalu, tepat setelah Bintang lahir, papanya Bintang dan Om, sudah menjodohkan Bintang dan anak Om, Galang. Dan kalian juga sudah di ikat secara hukum, dimana sudah ada perjanjian jika terjadi sesuatu terhadap papa kamu atau Om, maka Galang dan kamu harus menikah. Dan pernikahan kalian juga sudah di rencanakan sebulan sebelum papa kamu meninggal. Itu juga yang menjadi salah satu alasan kamu dan mamamu pindah ke Bandung."

Aku terkejut bukan main mendengar berita tersebut. Tapi, Galang malah terlihat tenang-tenang saja. Aku pergi keluar pintu menuju taman di samping. Galang menyusulku

"Loe kenapa tenang-tenang aj?"

"Gue udah tahu semua itu tiga bulan yang lalu, waktu papamu datang berkunjung untuk urusan bisnisnya. Awalnya gue juga kaget, tapi gue gak bisa lawan bokap. Jadi, gue kasih tahu sama loe, mending loe ikutin aja permainan mereka dan jangan harap terlalu banyak, karena gue gak akan suka sama bocah kayak loe!"

"Kalau loe gak suka, kenapa loe mau? gue bakalan tetap menentang pernikahan ini, titik!"

Aku lari masuk ke kamarku dan tak menghiraukan yang lain.