Chereads / Pendekar Langit / Chapter 4 - Chapter 4

Chapter 4 - Chapter 4

Dewa Tertawa yang melihat itu hanya dapat tertawa lepas. "Kenapa guru tertawa ini sama sekali tidak lucu tau hu...hu...hu." katanya sambil menggigil. "Ketahuilah Xiao Yan bahwa batu giok ini menjadi rebutan bagi seluruh petarung diluar sana untuk melatih tenaga roh mereka."

"Satu hari berlatih dengan batu ini sama dengan berlatih selama dua hari karena saat di siang harinya kita berlatih tapi saat malam hari justru kita tak melatihnya, tapi dengan batu ini dikeadaan beristirahat pun kau masih dapat berlatih."

"Hebaaat!jadi itu manfaatnya baiklah aku akan mencobanya sekali lagi." Xiao Yan lalu naik lagi mencoba untuk bertahan namun tetap saja gagal. "Xiao Yan coba kau rasakan energi roh lalu pusatkan pikiranmu. Lalu bayangkan bentuk energi roh dan coba rasakan dimana jalurnya dan terus ikuti kekutan tersebut."

Xiao Yan mengikuti perintah gurunya dan akhirnya dia melihat benang tersebut lalu dia mengikuti sampai mana benang roh tersebut sampai. Akhirnya dia melihat sebuah gumpalan seperti benang kusut dia coba untuk meraihnya namun gagal dan Xiao Yan langsung tersadar dari pertamaannya.

"Sepertinya kau sudah bisa mengeluarkan energi roh walaupun masih mengealami kesulitan."

"Guru aku ingin bertanya dalam pembelajaran roh bukankah ada tingkatan tiga bersaudara Guon memiliki tingkat Gran master level 5 lalu bagaimana dengan guru." kata Xiao Yan penasaran dengan kekuatan dari para guru nya.

"Tingkatan pengendalian roh ada tujuh tingkatan yaitu Warrior, Elit, Master, Gran master, Veteran, Celestial dan juga tingkat tertinggi adalah Myth dan kami semua berada di tingkat Celestial kecuali Dewa Anjing karena dia mengalami kelainan roh sehingga dia hanya dapat berada ditingkat Veteran level Tujuh. Meskipun begitu dia memiliki banyak sekali trik untuk mengalahkan musuh musuhnya walaupun dia selalu kalah dalam hal fisik."

"Karena kau sudah bisa mengeluarkan energi roh besok kita akan mulai berlatih fisiknya karena itu akan menentukan jumlah energi roh yang bisa kau keluarkan, sementara itu kau akan terus tidur dibatu giok tersebut."

"Baik guru aku akan berusaha semaksimal mungkin." Ucap Xiao Yan dengan penuh semangat. Malam itu Xiao Yan terus berlatih tanpa henti sampai dia mampu mengeluarkan energi roh. Keesokan paginya Dewa Tertawa datang kedalam gua dan mendapati Xiao Yan dalam keadaan pingsan dia lalu segera menghampiri dirinya.

Dewa tertawa sangatlah lega karena dia pingsan karena kelelahan semata, dia lalu mengambil sebuah pil dari dalam bajunya lalu memberikanya kepada Xiao Yan. Tak lama Xiao Yan terbangun dari pingsanya. "Ahh...kepalaku sakit sekali."

"Kau sudah bangun rupanya syukurlah." Xiao Yan lalu menoleh kepada gurunya tersebut lalu memberi hormat. "Xiao Yan apa kau berlatih semalaman dalam mengelurkan energi roh?"

"Benar guru."

"Kau tau itu sangatlah berbahay bila kau sampai kehabisan energi nyama mu bisa saja terancam apa kau mengerti akan hal tersebut."

"Maaf guru aku sudah membuat guru khawatir tapi guru aku sudah dapat mengelurkanay lihatlah ini." Xiao Yan lalu mengeluarkan energi roh yang ada didalam dirinya lalu keluarlah aura emas dari dalam tubuhnya. Dewa Tertawa yang melihat itu begitu kagum dengan bakat yang dimiliki oleh Xiao Yan baru pertama kali dia melihat ada orang yang mampu mengeluarkan energi roh hanya dalam waktu sehari.

"Itu luar biasa Xiao Yan sekarang kita mulai latihanya. Kau harus berlari menaiki dan menuruni gunung ini sebanyak dua belas kali mengerti."

"Wahhh...banyak sekali guru apa tidak bisa dikurangi?"

"Apa kau mau aku menyuruhmu berenang dia sungai yang banyak buaya yang mengejar dirimu."

"Tidak tidak tidak!!! murid akan melakukanya sekarang." Xiao Yan lalu mulai menaiki dan menuruni gunung, selah itu dilanjutkan dengan menyurh dirinya mengambil air yang ada disungai yang dimana ruta yang dilewatinya semuanya sangat berat.

Selama tiga hari berturut turut Xiao Yan dilatih fisiknya oleh Dewa Tertawa dan sekarang giliran Dewa Bijaksana yang mengajarinya. "Xiao Yan hari ini aku akan mengajarimu ilmu pengetahuan tentang obat obatan dan juga ilmu pengetahuan yang lainya." katanya.

"Heee...tapi guru apa fungsinya belajar hal tersebut?"

"Hmm...Xiao Yan aku ingin bertanya kepada dirimu apa yang bisa kau lakukan apa bila terkena racun tapi kau tidak memiliki pengetahuan tentang obat obata?"

"Tentu saja aku akan mencari orang yang bisa mengobati diriku guru."

"Lalu bagaimana bila seandainya dia tidak mau mengobati racun yang kau miliki itu." kali ini Xiao Yan tidak dapat berbicar lagi. "Sekarang murid paham akan maksud guru murid akan belajar dengan giat walaupun ini akan membosankan." Mulailah hari itu Xiao Yan belajar dibawah pengawasan Dewa Bijaksana.

Tiga hari kemudian giliran Dewa Anjing yang mengajari Xiao Yan dia mengajari Xiao Yan berbagai macam trik untuk menipu musuh musuhnya tak lupa dia juga mengajari Xiao Yan untuk membuat senjata rahasia dan juga pengetahuan tentang racun.

Tak terasa hari berganti dengan bulan, bulan berganti dengan tahun dan hari ini usia Xiao Yan menginjak usia tujuh belas tahun dia menjadi pemuda yang tampan dan juga gagah banyak gadis gadis desa mengagumi dirinya setiap kali Xiao Yan diminta gurunya untuk turun gunung membeli beberapa persediaan.

Hari ini gurunya yaitu Dewa Bijaksana menyuruhnya datang kedalam hutan karena dia ingin membicarakan beberapa eksperimen kepadanya. "Guru hari ini kita kan belajar apa?" sang guru yang sedang bertapa itu lalu membuka matanya.

"Hari kita akan belajar tentang bagaiman cara menambah kekutan roh dengan cara menyerap energi roh dari luar."

"Hah memang itu bisa dilakukan guru?"

"Hahaha...tentu saja bisa kau pikir siapa gurumu ini hah, ayo ikut aku." Xiao Yan lalu ikut gurunya menuju kedalam hutan. "Disana kau akan menyerap energi roh dari tanaman itu." katanya sambil menunjuk rumput roh yang ada didepan mereka. "Haaaa...tapi guru inikan hanya rumpuh roh kenpa aku harus menyerapnya guru?" kata Xiao Yan dengan sedikit tidak percaya.

Lalu Dewa Bijaksana mengambil sebuah akar yang lunak dari sebuah tanaman lalu memukulkanya kepada Xiao Yan dan tentu saja itu membuat Xiao Yan merasakan sakit. "Bagaimana rasanya?"

"Sakit guru." kata Xiao Yan kesakitan. "Tapi benda ini lunak loh di bandingkan dengan batu tentu saja benda ini lebih lemah." ucapnya. "Tapi guru bila benda dipukulkan dengan kekutan dan juga kecepatan yang sama maka akan terasa sakit."

"Nah itu pun kau juga tau bukan pada bentuk bendanya tapi bagaiman caranya kau menggunakanya. Xiao Yan kau pasti penasaran kenapa kami semua bisa memiliki berbagai kekuatan roh yang dimana pada meskipun kami hanya ada ditingkat Celestial."

"Murid juga penasaran bagaiman hal tersebut bisa para guru lakukan."

"Itu karena hasil ekperimenku yang membuahkan hasil dimana kau kau bisa menggabungkan dua inti roh menjadi satu didalam tubuhmu dan kau bisa menciptakan kekuatan roh baru dan itu juga tidak akan terpaku padu satu kekutan roh saja."

"Contohnya setiap orang punya kekuatan roh yang berbeda beda ada yang sifatnya bertahan ada juga yang sifatnya yang menyerang dan juga pendukung tapi dengan penemuanku ini kau bisa melawan batasan tersebut."

"Wahhh...hebat guru itu luar biasa lalu bagaimana cara melakukanya?"

"Mulailah dalam posisi semedi lalu keluarkan energi roh milikmu salurkan energi itu kepada rumput roh tersebut dan rasakan dimana aliranya saat sudah menemukanya coba kau gabungkan dengan energi roh milikmu." Xiao Yan lalu mulai dalam posisi semedi dan langsung mengeluarkan energi roh miliknya.

Bersambung