Hari itu aku berangkat sekolah dengan perasaan ku yang hancur dari kehancuran. Perasaan ku sejak awal sudah hancur entah apa yang Tuhan rencana kan perasaan hancur itu semakin hancur Hingga tidak ada perasaan lagi.
Mungkin saja tuhan melakukan ini agar aku menjalani hidup yang keras ini bukan dengan perasaan tapi dengan pengalaman. Tapi setelah semua yang terjadi apakah tuhan mempertimbangkan apa setelah semua itu aku masih bisa menjalani kehidupan ini?
Malam itu aku menceritakan kisah kelamku pada seseorang yang entah mengapa tiba-tiba ada dipikiran ku. Dia mendengar ceritaku dan keluhanku sampai pukul 1 dini hari.
Dia sangat baik dan aku harap tuhan menjaga hatinya yang baik dan tulus itu, aku harap dia tak lagi membuat rencana dengan jalan menghancurkan hati seseorang. Aku harap tuhan tidak akan membiarkan dia merasakan sakit yang terlalu dalam.
Aku menceritakan kisah yang bahkan orang tua ku tidak tau karena mereka lah yang menjadi peran antagonisnya dan untuk apa kuceritakan mereka pun tidak akan mengerti.
Sahabat?
Ah... mereka terlalu sibuk aku tak ingin mengganggu waktu nya hanya untuk mendengar cerita ku. Mereka punya luka masing-masing pada hatinya, dan aku tak ingin menambah beban pada mereka. Biarkan kupikul beban ini sendiri, bila seandainya aku sudah tak sanggup mungkin aku akan tidur dan istirahat saja.
.
.
.
.
.
.
Jangan mengaku kalian sangat mengenalnya. Jika dia belum menceritakan salah satu kisah kelamnya.
_SandunganLirik_