Hari itu aku akan menjadi siswi SMA, dan mengikuti tahap demi tahap untuk memasuki salah satu sekolah di daerah tempat tinggalku. Aku sangat bersenang - senang saat itu hingga aku berpikir untuk tetap tinggal disekolah itu sampai kapanpun.
Senin pun tiba dimana setiap pelajar beserta gurunya melaksanakan upacara sekaligus hari pertama aku menjadi anggota osis yang menjalankan tugas sebelum upacara dimulai. Pada saat itu, aku sedang berada di lapang dan setelah itu mengibaskan rambutnya . Hatiku seakan-akan berhenti berdetak, dia sangat menarik ketampanannya sungguh membuatku terlelap dalam bayang bayang wajahnya. Tapi aku bukan perempuan yang langsung jatuh Cinta begitu saja, aku hanya tertarik dengan ketampanannya.
Setelah itu aku sering melihatnya di koridor koridor sekolah, apalah hakku untuk berkenalan dengannya dia seniorku. kebanyakan senior menindas para juniornya jadi ku biarkan saja rasa sukaku didalam hati aku berharap rasa itu akan cepat tenggelam. Dan aku menjalani hari-hariku dengan menyukainya diam-diam. Ternyata semakin lama aku menyimpannya dan semakin lama rasa ini tenggelam, semakin besar pula rasaku untuk menyukainya.
Hingga di sore hari saat sebelum aku pulang di sekolah aku melihat dia sedang berolahraga, air keringatnya bercucuran seperti sudah mandi membuatku semakin menyukainya, ohhhh ayolah keringatnya saja membuatku semakin menyukainya.
Setelah seminggu berlalu, para kakak kelasku beserta guru guru semuanya akan mengadakan study tour dan tentunya sebagai adik kelas kita diizinkan untuk berlibur dirumah. Hari itu aku masih ingat, ya hari selasa. Hari keberangkatan dia pergi study tour ke Yogyakarta dan hari dimana sepulang sekolah aku harus mengadakan pertemuan dengan para Osis dan dia masih sempat berlatih atletik disore hari padahal keberangkatannya pukul 19.00 WIB . Pulang sekolah saat itu aku melihat dia dengan teman satu kelasku, temanku memanggilku dan aku menjawab dengan lugu dan gugup. seketika itu dia melihat ke arahku dan tersenyum, hatiku berteriak dengan bahasa yang hanya aku saja yang mampu mendengarnya, oohhh ayolah dia tersenyum kearahku karena memang hanya ada aku di tempat itu disaat hari itulah aku selalu memanggilnya destiny . Dia meminta nomor Whatsappku pada temanku, dan entah kenapa aku langsung mengizinkannya ya dihari itu juga dia langsung menghubungiku, tapi aku sebagai perempuan tentu saja tidak akan semudah itu untuk merespon laki-laki manapun. saat itu aku pulang bersama temanku, dia mengirim pesan padaku :
" Pulang kau ? " ... katanya
" ya aku pulang " ... balas dariku
Dan dia menjawab dengan 1 kalimat yang seolah olah kita memang sudah akrab satu sama lain " yasudah hati-hati ya " ...