Hanny sangat puas saat dia baru saja menyudahi makan siangnya. Perutnya sudah terisi penuh hingga dia tidak peduli dengan tatapan dingin Alex.
Pria itu sungguh tidak menyentuh makanannya sama sekali. Dia masih saja bersikeras jika yang ada dihadapannya adalah bukan makanan.
"Apa kau sudah selesai makan?" tanya Alex.
"Ya, aku sudah selesai. Sekarang apa yang ingin kau bicarakan padaku," ucap Hanny.
"Ada hal yang ingin aku bicarakan padamu, mengenai kejadian saat malam perayaan," Alex akhirnya mendapatkan kesempatan untuk menjelaskan.
"Ah, jadi mengenai hal itu," Hanny memanggutkan kepalanya dengan bibir yang sedikit melengkung, agar membuat kesan meremehkan Alex.
"Mengenai kau yang menyatakan perasaanmu pada Kak Sheren dan dia menolakmu. Atau… mengenai wanita yang ada didalam lukisan itu?" tanya Hanny, kedua tangannya sudah melipat erat tepat di dadanya yang sedikit membusung.