Tidak membutuhkan waktu lama, mobil Sheren sudah mengarah pada sebuah restoran yang letaknya berada di hotel berbintang lima. Sheren tahu, kalau tidak bisa sembarang orang yang bisa masuk ke restoran elite yang berada didalam hotel tersebut.
"Wah…!" Fanny berucap kagum saat melihat bangunan bergaya eropa. Dia bahkan seringkali membuat mulutnya sedikit terbuka karena terperangah.
Sedangkan Hanny menatap dengan seksama, bukan karena dia tidak merasa takjub, tapi dia lebih bisa mengendalikan emosinya ketimbang Fanny yang masih sering mengatakan
"Wahh… tempat ini keren…"
Mobil yang dikendarai oleh Sheren berhenti di pintu lobi. Seorang petugas Valet menghampiri Kinasih yang segera memberikan kunci mobilnya. Disusul dengan Fanny dan Hanny yang juga turun dari dalam mobil.
"Nyonya Sheren," seorang wanita berseragam hitam menghampiri Sheren sambil membungkuk hormat.
Sheren ingat dengan wanita itu, dia adalah salah satu anak buah Alex yang ikut rapat dengannya di pagi hari tadi.