Dengan gaya lucunya, Dimas mengayunkan ke empat jarinya, membuat isyarat agar Hayden segera pergi.
"Aku tidak akan pergi! Kalau perlu aku akan menunggu disini sampai kau mau membantuku!" ucap Hayden pun keras kepala dan menunjukkan kesungguhannya.
"Terserah kamu saja!" ucap Dimas segera menutup rapat pintu apartemennya.
"Apa!! Jadi… kamu benar-benar tidak peduli padaku, Dimas. Bagaimana kalau aku mati kedinginan diluar?" Dengan sengaja Hayden bersuara lantang, dia yakin kalau Dimas belum benar-benar pergi dari balik pintu masuk.
"Kamu tidak akan mati semudah itu, Hayden!" seru Dimas dengan memutar bola matanya.
"Aku akan bertahan disini! Aku ingin bertemu dengan Sheren. Apa kamu tega melihatku terus menderita?" tanya Hayden dengan wajah tampak putus asa.
Pintu apartemen terbuka lagi, kali ini terbuka lebih lebar dari sebelumnya, dan Dimas berdiri dengan wajah kesal pada Arya.