Chereads / Pemimpin Wanita / Chapter 5 - Membersihkan Halaman Dari Hama 2

Chapter 5 - Membersihkan Halaman Dari Hama 2

"Apa yang sedang terjadi disini?".

Zhoe mama melangkah kedalam ruangan bersama beberapa pelayan. Merasakan hawa dingin, Zhoe mama pun mengamati sekitarnya. Dia melihat Ye Mufeng berdiri beberapa meter darinya. Apa yang dilakukan si idiot ini disini?.

"Apa yang sedang nona sulung lakukan disini? Ini bukanlah tempat yang tepat untuk nona bisa datangi". Zheo mama melirik sinis pada Ye Mufeng. Setelah membuat keributan di pengadilan istana, dia juga ingin mencari perhatian disini?.

Gu Mufeng menatap dalam Zhoe mama. Dalam ingatan Ye Mufeng, Zhoe mama inilah dalang dari kehidupan menyedihkan Ye Mufeng. Dia memerintahkan para pelayan untuk menyiksanya, mengirim makanan yang tidak layak untuknya dan mengorupsi semua uang nona muda Ye ini.

Menurut Gu Mufeng, Itu semua adalah kesalahan dari Ye Mufeng sendiri. Kalau saja dia tidak bersikap sepengecut itu, mungkin saja dia tidak akan ditindas.

"Panggilkan dokter untuk mengobatinya". Gu Mufeng memilih mengabaikan Zheo mama. Untuk saat ini, mengobati Jiao jauh lebih penting.

"Apa nona sudah kehilangan akal sehat?. Memilih Mengabaikan saya dan malah memikirkan seorang pencuri ini?". Zheo mama menatap tajam pada Gu Mufeng.

Amarah mulai membakar dirinya. Belum pernah ada seorangpun yang berani bersikap kurang ajar padanya. Sepertinya peristiwa di pengadilan beberapa saat lalu, sangat menekan nona Ye ini sampai dia benar-benar menjadi idiot tanpa otak.

"Apa kau sama sekali tidak dengar?. Panggilkan dokter kemari!". Gu Mefeng sedang mencoba menekan amarahnya. Untuk membunuh mereka semua tidak diperlukan kekuatan spiritual, cukup kekuatan fisiknya saja dia sudah bisa.

"Sungguh berani!!. Panggilkan pengawal!!". Sepertinya amarah Zhoe mama telah membakar akal sehatnya.

Wei Lan yang melihat pun semakin bersemangat. Sebentar lagi dia akan melihat nona sombong ini menangis dan memohon untuk dilepaskan. Siapa suruh membantah Zhoe mama.

Setelah teriakan Zhoe mama, masuklah beberapa panjaga kedalam ruangan, para penjaga pun bertanya pada Zhoe mama yang telah memanggilnya.

"Tangkap nona ini dan beri hukaman cambuk padanya!". Perintah Zhoe mama. Dia menatap pada Gu Mufeng dengan sombong, seakan-akan dia adalah Tuhan dan semua harus menyembahnya. Wei Lan dan antek-anteknya pun ikut menyeringai. Dihadapan mereka, siapa dia?.

Para penjaga saling memandang, menatap ragu pada Zhoe mama. Apa Zhoe mama telah kehilangan akal. Dia memerintahkan mereka untuk menghukum nonanya?.

"Apa lagi yang kalian tunggu!. Capat!!". Melihat tidak ada yang bergerak, Zhoe mama semakin kebakaran jenggot. Dia melotot pada para penjaga.

Para penjaga yang mendengarpun wajahnya berubah menjadi hijau. Siapa dia berani memerintahnya.

""Zhoe mama. Bukankah kau terlalu memandang tinggi dirimu?". Dengan tenang Gu Mufeng melihat. Dia melipat tangannya di depan dada, alisnya naik beberapa senti, sementara senyum miring tercetak pada bibirnya. Dia melayangkan pandangan remeh pada Zhoe mama.

Jika Gu Mufeng tak salah. Menurut ingatan Ye Mufeng, Para penjaga ini adalah perajurit yang dikelola kakaknya, yang ditinggalkan untuk melindungi dia. Hanya saja! Ye Mufeng ini terlalu sombong sampai menyinggung beberapa dari mereka, membuat para prajurit ini kecewa dan tidak memperdulikannya lagi.

Bukankah dari awal, Gu Mufeng sudah mengatakan bahwa Ye Mufeng ini adalah seorang idiot sejati?. dia tidak bisa mengenali lawan maupun kawan.

"BERANINYA KALIAN!!".

"Zhoe mama!! Beraninya Pelayan rendahan sepertimu pada nona ini!!". Dibanding teriakan Zhoe mama, suara Gu Mufeng sangat lembut dan pelan, namun tajam. Bagaikan seorang prajurit yang diam-diam menyerang dan membunuh musuh dalam sekali tebasan.

Semua yang mendengarnya membeku secara serentak. Bahkan para prajurit pun menatap tak percaya pada nonanya. Siapa dia? Apakah ini nonanya? Apa yang terjadi pada nonanya? Kenapa kepribadiannya berubah tiba-tiba!!.

"Ketidaktaatan mu pada tuanmu adalah aib bagi para pelayan. jika nona ini tidak menghukummu, semua pelayan mungkin akan memiliki keluhan dihati mereka, maka dari itu!. Prajurit!! Tangkap mereka semua dan beri sepuluh ribu cambukan".

"BAIK TUAN!!". Secara spontans mereka serempak memjawab. Para prajurit menatap kagum pada nonanya. Mereka seakan-akan melihat mendiang nyonya Jingmi berdiri didepannya dan tengah memberi mereka perintah.

Tapi ngomong-ngomong, kenapa ada yang aneh pada perintah nona sulung?.

"Hmmm.. nona!. Sepuluh ribu cambukan, nona?". Salah satu prajurit memastikan setelah sadar dari keterkejutannya.

"Kenapa? Apa terlalu sedikit?".

Apa nonanya bercanda?. Sepuluh ribu cambukan bisa membuat seseorang setingkat komandan beladiri lumpuh. Lalu akan jadi apa mereka ini? yang tak memiliki sedikitpun kekuatan spiritual??.

Jawabannya hanya satu! Bubur daging!!.

Gu Mufeng terdiam. Sebenarnya, kesialan Ye Mufeng bukanlah urusannya, tetapi mereka telah melintasinya. Jika saja mereka tetap diam dan tidak mengganggu orangnya, mereka tidak akan memprovokasinya. Jadi jangan salahkah dia jika bersikap kejam.

Para prajurit pun melaksanakan perintah nonanya. Bagi mereka, perintah nonanya adalah sebuah kewajiban. Tidak perduli bagaimana nonanya bersikap, mereka akan tetap berdiri di sebelah nonanya.

"KALIAN TIDAK BISA MELAKUKAN INI!!!".

"Kyaahh... LEPAS AKU!".

" JANGAN SENTUH!!".

"JAUHKAN TANGAN KOTORMU ITU DARIKU!!".

" YE MUFENG SIALAN!!!. AKU AKAN MEMBALASMU!!".

Kutukan-kutukan pun mengalir dari mereka yang telah diseret oleh prajurit.

Kembali Gu Mufeng menoleh pada Jiao. Dia merasa kasihan akan nasibnya. Orang sebaik dia, selama ini punya tuan gila seperti si idiot Ye ini.

Sering kali dia dihukum hanya untuk mengambilkan makanan untuknya. Tapi Ye Mufeng ini sama sekali tidak berterimakasih padanya.

"Mulai hari ini, aku akan menggantikan tugas Ye Mufeng. Akan kujaga kalian dengan seluruh hidupku".

Segera Gu Mufeng memerintahkan prajurit yang masih menemaninya untuk mengangkat Jiao dan memanggilkan seorang dokter.