Chereads / Tespek Pembantuku / Chapter 29 - Ricko Tidak Sayang Anak Kah?

Chapter 29 - Ricko Tidak Sayang Anak Kah?

Kini hanya tinggal Gilang seorang yang berada di depan televisi. Pandangan matanya tidak sengaja melihat kotak cincin yang tidak sengaja ditinggalkan oleh Intan.

Tangan Gilang terulur dan mengambil kotak cincin itu dan membukanya.

Kedua mata Gilang langsung melotot karena melihat permata yang menghiasi cincin itu begitu besar.

Gilang langsung menutup kotak cincin itu dan kepalanya menengok ke kanan kiri untuk memantau situasi, dirasa situasi aman, Gilang langsung memasukkan kotak cincin itu ke dalam tasnya.

"Rejeki nomplok!" gumam Gilang.

Di luar rumah, mobil Ricko mulai memasuki halaman rumah ini dan dengan langkah santainya dia masuk ke dalam rumah.

Ricko kaget saat mendapati ada teman-temannya Dinda sedang main ke rumah ini.

"Pagi Om!" sapa mereka.

"Pagi juga!" balas Ricko. "Kalian kenapa ada di sini?! Bukannya belum waktunya jam pulang sekolah ya?!" tanya Ricko.

"Guru kami ada rapat penting! Jadi kami dipulangkan lebih awal Om!" Jawab Ken.

"Oh!"

Saat ini Ricko pusing bagaimana caranya mengajak Ani keluar tanpa diketahui oleh Dinda dan teman-temannya.

Ani yang baru keluar dari dalam kamarnya kaget saat melihat Dita melintas, untungnya Dita tidak melihat ke arah Ani.

"Kenapa ada temannya anak si*lan itu!" umpat Ani pelan.

Ani segera masuk kembali ke dalam ruang kamarnya karena takut ketahuan sedang memakai baju bermerek yang harganya jutaan.

Ricko dan Ani bertukar pesan.

"Mas, ada Dinda di rumah bagaimana ini?!" tanya Ani.

"Mas sudah tahu!" balas Ricko.

"Mas sudah sampai rumah?!"

"Iya, baru saja sampai! Tapi Mas kaget pas lihat ada temen-temennya Dinda!"

"Mas cepat usir mereka bagaimanapun caranya! Hari ini kita harus segera periksakan kandunganku ke dokter! Aku merasa perutku tidak enak!"

"Iya! Mas akan segera usir mereka bagaimanapun caranya! Kamu tenang saja!"

"Semoga berhasil Mas!" balas Ani.

Ricko tersenyum ke arah teman-teman Dinda yang duduk bersama dengannya di ruang tamu.

"Kalian apa tidak merasa bosan?!" Ricko mulai membuka percakapan.

"Bosan kenapa Om?!" tanya Gilang yang sudah ikut bergabung dengan teman-temannya di ruang tamu.

"Main di rumah?! Dulu waktu Om seumuran kalian, jika pulang cepat pasti bakalan main ke tempat wisata atau mall terdekat!" jawab Ricko.

"Sebenarnya sih tadi kami ada niatan pengen ke pantai bareng teman-teman tapi Dinda tidak mau karena tidak mungkin mendapatkan ijin!" papar Dani.

"Kenapa Dinda mikirnya begitu?!" selidik Ricko.

"Pantai kan jauh Om! Memakan waktu satu jam untuk sampai ke sana!" jelas Dani. "Dinda bilang pasti tidak akan diijinkan! Ya makanya kami jadi mainnya ke rumah Dinda saja!"

"Kata siapa tidak diijinkan?! Om ngijinin kok! Yang penting hati-hati saja!"

"Beneran Om?!" seru Dani tampak senang mendengar berita ini.

"Tentu saja!" yakin Ricko.

"Kalau begitu aku minta ijin ajak Dinda jalan-jalan ke pantai bareng teman-teman ya Om?!" Dani meminta ijin secara resmi.

"Iya, Om ijinkan!" jawab Ricko.

"Makasih ya Om!" Dani menjabat tangan Ricko.

Dinda dan Dita membawa minuman dan makanan ringan di atas nampan ke ruang tamu.

"Papa serius ijinin Dinda main ke pantai?!" tanya Dinda memastikan.

"Iya Kak!" jawab Ricko mantap. "Tapi kamu jangan bilang sama Mama! Ntar yang ada kita berdua dimarahin sama Mama!"

"Tenang Pah! Kakak tidak akan bilang sama Mama kok!" Dinda tersenyum senang. "Makasih ya Pah!"

"Iya sama-sama!"

***