Chereads / 99 Ways To Torture The Protagonis / Chapter 3 - Kata Kenzo, Kimberly lebih cantik kok

Chapter 3 - Kata Kenzo, Kimberly lebih cantik kok

Kimberly terus menuangkan kekesalannya dalam bentuk kekerasan. Memukul tangan Kenzo yang sekarang meringing kesakitan. "Ih! kimberly ini kok temen dipukul, piye iki?" Kenzo memeluk lengannya sendiri.

kimberly mengerucutkan bibirnya, kesal dengan kejujuran Kenzo. "Ih nyebelin pokoknya!"

Kenzo menghela nafas kesal saat melihat kimberly menghentakan kakinya sebelum duduk kembali. "Selow kali, kata Kenzo Kimberly lebih cantik kok." Kenzo memamerkan deretan gigi putihnya dan duduk menemani Kimberly.

Kimberly menoleh singkat ke Kenzo lalu tiba-tiba mengacak rambutnya sendiri. "Argh! Bisa gila."

Kenzo tertawa melihat kelakukan Kimberly, namun tangannya terulur untuk menghentikannya. "Jangan gila dong, cantik-cantik kok gila." Jika saja Kimberly tidak tau kelakuan Kenzo selama ini, mungkin saja dia bisa masuk perangkap si buaya ini.

Puji Tuhan, Kimberly dijauhkan dari cobaan setan.

"Mulut tu ya, manis banget. Pantes banyak korban berjatuhan." Kimberly berucap pedas sambil melirik adik kelas yang memperhatikan interkasi mereka dari tadi. Kenzo sontak mengikuti arah pandang Kimberly. "Wah jangan cemburu dong, walau distiap tikungan ada. Kimberly tetap nomor dua dihati."

Kenzo dengam cepat meluncurkan kalimat-kalimat bualannya. "Nomor satunya sih tetep selena gomez."

"Enak aja lo, gue mah ogah tinggal di hati lo. Bersinggah aja males gue." Kimberly tersenyum paksa dan kembali menunjukan ekspresi dinginnya.

"Wah, hati-hati lo. Kualat nanti. Gue gak tanggung jawab ya kalo lo suka sama gue." Kenzo dengan santai mengambil pena Kimberly dan memainkannya. Diputar-putar. Diketuk-ketuk. Apa saja yang bisa dia lakukan agar tangannya tak berhenti bergerak.

"Sorry standart gue tinggi. Liat Dixon sama lo, bagaikan langit dan bumi." Kimberly dengan teladan kembali melakukan tugas detentionnya. Menyalin satu cerpen singkat dari Edgar Allan Poe.

Raut wajah Kenzo berubah sepersekian detik, namun pada akhirnya pria tersebut tersenyum. "Iya ya, selera lo prince charming anak baik-baik kayak dia."

Kimberly mengangguk setuju tanpa melihat Kenzo barang sedikitpun. Ia terus sibuk menyalin tanpa hambatan. Kenzo menghela nafas singkat. Tanpa sadar, tangan Kenzo berhenti memainkan penanya dan mulai menulis. Mengikuti apa yang sedang dikerjakan Kimberly.

***

Kimberly melangkahkan kakinya ke surganya para siswa-siswi. Setelah kebas tangannya menyalin the raven karangan Poe, Kimberly perlu menambah energi untuk menghadapi realita.

Ikut mengantri dengan para siswa lainnya, Kimberly tanpa beban memikirkan menu apa yang harus dipilih. Jika saja ekor matanya tidak menyaksikan Dixon sedang tertawa lepas bersama seorang siswi didepannya.

Hilang sudah nafsu makan. Kimberly yang awalnya ingin memilih set makanan lengkap ada akhirnya cuman meminta sandwich. Tepat setelah Kim membayar pesanannya, Sienna dan Carla datang menghamipiri.

Belum sempat ia menyapa teman baiknya, Kenzo sudah nyengir depan Kimberly. "Alo Kimberly cantik, diet ya? Kok makannya cuman sandwich?"

Kimberly mendengus kesal dan menghiraukan Kenzo. "Sienna nanti pinjem catetan pelajaran tadi ya."

"Siap, mudah diatur." Sienna manggut-manggut kemudian melirik Kenzo. "Tumben kali kau disini, biasa juga kau cabut dari sekolah." logat sumatera utara Carla kental mengomentari kehadiran Kenzo.

Kenzo tersenyum cerah kemudian dengan lancang merangkul Kimberly. "Sedang bersedih temanku, ingin ku hibur dia." Kenzo menjawab dengan logat medan yang dibuat-buat.

Sontak jawaban Kenzo membuat Sienna dan Carla tertawa, sedangkan senyum tipis menghiasi wajah Kimberly. "Pelit kali senyummu, lebar dikit la cinta~" Kenzo bersemangat saat melihat Kimberly.

"Udah weh, laper. Duduk dulu yuk." Sienna mengajak mereka mencari tempat duduk di kantin yang ramai. Setelah berhasil mencari tempat duduk yang nyaman tiga sahabat dengan Kenzo nyempil duduk diujung.

"Eh, kulihat-lihat muka kau ini ya Kim jelek kali siang ini. Mengapa pula kau tekuk-tekuk itu muka." Carla menggoda Kimberly.

Sienna tersenyum penuh arti sambil mencoleh Carla. "Ituloh, cinta matinya Kim lagi pdkt sama cewek lain." Sienna menunjuk Dixon dengan sorotan matanya.

"Heh heh, belum pdkt lagi. Masi temenan." Kimberly entah membohongi diri sendiri atau orang lain. Yang jelas Ia merasa tidak nyaman dengan pernyataan Sienna.

"Ya deh, terserah lo aja nyebutnya apa." Sienna memilih jalan damai dan mengalah. Tidak ingin juga suasana hati Kimberly jadi lebih buruk.

Kenzo yang sedari tadi tidak bersuara menaggukan kepalanya. Entah apa yang disetujuinya tapi dia dengan senang hati mengambil separuh dari sandwich kimberly dan memakannya.

Kimberly sibuk melirik Dixon dan Adrianna. Ketika ia menoleh, sandwichnya sudah habis dimakan gorilla sebelahnya. "Kenzoo!!! Gue laper tauu." rengeknya malas.

Kenzo menaikan kedua alisnya. "Gue kira kenyang makan cemburu."

Kimberly tambah cemberut mendenggar Kenzo. Kimberly siap menangkat tangannya untuk memukul Kenzo lagi. "Ganti gak!"

Sekarang giliran Kenzo yang cemberut, dengan tidak rela dia memberikan set fillet salmon yang ia pesan.

"Galak." rengutnya sambik meyodorkan tray isi salon tersebut. Kimberly menatap semangat salmon kesukaannya diatas meja. "hehehe rejeki anak soleh."

"Males banget sama Kimberly pelit. Masa sandwich isi daun diganti sama salmon." Kenzo seakan tak rela.

Kimberly menatap Kenzo sengit. "Gak ada yang suruh lo makan sandwich gue. Makanya jangan rakus."

"Yaelah, daun doang." Kenzo tersenyum kebih lebar ketika Kim memakan salmon dengan lahap.

"Bodoamat." tanggap Kimberly singkat.

Kenzo berdecak kemudian beranjak pergi. Sienna dan Carla yang menatap Kimberly dan Kenzo penuh arti sontak bertanya. "Mau kemana kau buaya? Cepat kali kau makan."

"Iya, pesen lagi kali. Belum jelas ini signal-signal yang lo lemparkan." Sienna melirik ke Kimberly yang asik makan dan tidak tanggap.

Kenzo tersenyum singkat sebelum beranjak pergi. "Gak ah, gua mau cabut aja. Kimberly nyebelin."

Sienna dan Carla melirik satu dengan lain. "Kimberly, Kenzonya di biarin aja pergi?" Sienna menegor dengan lembut.

Kimberly mengangkat kepalanya, kemudian memberikan wajah bingung. "Loh memangnya kenapa, biasa juga dia kayak jelangkung. Datang gak diundang, pulang gak diantar."

Carla menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Ah udah ah, Kimberly payah ih." akhirnya ia menyerah berbicara dengan logat sumatera.

Carla Hutagalung, anak keturunan sumut asli. Tapi karena lahir dan besar di Jakarta, ia lebih terbiasa berbahasa jakarta. Walau sering dia menggunakan logat medannya untuk mengenalkan budaya beragam indonesia.

"Lah, gue kenapa?" kimberly bertanya dengan polos. Sienna menghela nafas, sabar batinnya. "Kimberly teman ku yang goblok goblok pintar, lo gak sadar ya Kenzo itu terlalu peduli sama lo?"

Kimberly tertegun, lalu menggaruk aslinya yang tiba-tiba gatal. Kenzo, peduli, terus kenapa?

Melihat tatapan polos Kimberly Carla stress. Keinginan mengantukan kepalanya meningkat. "Kenzo tu ada perasaan kali sama lo!" cetuk Carla yang sudah tidak sabar seperti Sienna

Kimberly sekali lg tertegun, berhenti mengunyah. Dengan tatapan 'becanda-lo-ngawur-aja' ia menatap kedua temannya. Seperdetik kemudian Kimberly tertawa. "Wah gawat lo pada, terbohongi tipu muslihat Kenzo." tawanya sambil memegang perut.

Sienna dan Carla sontak kesal. "Ini anak, dibilangin gak percaya." Sienna menggeleng-gelengkan kepalanya.

Carla setuju, kemudian menambahkan. "Kalo gue ya, menurut gue. Kalo cowok gak suka sama cewek, dia gak bakal kasih perhatian barang sedikitpun. Lain cerita kalau suka. Mengganti Sandwich dengan Salmonpun abang rela." Goda Carla sambil memainkan alis tebalnya.

Kimberly tidak berhenti tertawa, kemudian menepuk kedua tangan temannya. "Maksud lo Kenzo yang itu?"

Kimberlu menunjuk Kenzo yang sekarang duduk dikerumunan adik kelas, perempuan. Carla menepok jidatnya. Sienna pura-pura tidak melihat.

Kimberly tersenyum santai sambil memakan salmon filletnya potongan terakhirnya. "Kenzo lo percaya, udah ah gue mau caper dulu."

"Eh buset, cepet sekali makannya ibu." Sienna berkomentar melihat piring Kimberly bersih tanpa noda.

"Tak tau saja kau, teman kau titisan kucing. Suka kali dia sama ikan." Carla kembali dengan logat medannya.

"Berarti hobi pempek kau ni, ngomong men cak itu. Aku bawak ke gek, dirumah aku banyak ikan geleng." Sienna tidak mau kalah dengan Carla yang dari medan.

Sedetik kemudia Sienna dan Carla bertanding menggunakan bahasa daerah masing-masing. Sedangkan Kimberly sudah berlari ke meja Dixon.