Chereads / My Poor Husband / Chapter 5 - 5. Terjebak

Chapter 5 - 5. Terjebak

"AAAH!" jeritan itulah yang memaksa Dodik membuka matanya. Padahal kehangatan membuatnya enggan beranjak dari mimpi.

Perlahan Dodik membuka kelopak matanya. Dengan kesadaran yang masih samar-samar, dia keheranan dengan dua perempuan yang dilihatnya. Perempuan itu terlihat terkejut. Kemudian keduanya seketika berlari.

Dodik tidak tahu apa pun. Dia pun mengembalikan posisinya untuk kembali tertidur. Kini dia malah melihat seorang perempuan terpejam di sampingnya ….

… Dan dalam pelukannya ….

Akhirnya Dodik memejamkan matanya dengan tersenyum geli. Bagaimana dia bisa memimpikan seorang perempuan sedangkan dia tidak pernah berhubungan dengan perempuan mana pun?

Tunggu-tunggu!

Sepanjang hidupnya, Dodik tidak pernah memimpikan perempuan mana pun. Lalu apa ini? Apa ini bukan mimpi? Apa dia benar-benar perempuan?

Seketika Dodik membuka matanya. Kedua matanya membundar sempurna. Dia benar-benar merasakan tangannya menyentuh sesuatu. Apalagi saat perempuan di sampingnya bergerak sehingga udara yang keluar dari hidung perempuan itu menabrak wajahnya. Dodik langsung mendorong keras perempuan itu sehingga perempuan itu menabrak dinding.

"Aaah!" jerit perempuan itu kesakitan.

Dodik langsung bangun dan menyembunyikan dada telanjangnya di balik selimut. Perempuan itu terlihat menggeliat karena mimpinya baru terpatahkan.

"Pak! Benar kan kataku!" seru seorang perempuan.

Dodik menoleh. Dia terperanjat karena beberapa orang telah mengerubunginya. "A-ada apa ini?" tanyanya kebingungan.

Tidak ada yang menghiraukan perkataan Dodik. Semua orang masih menikmati kejutan mereka. Dodik pun menoleh ke perempuan itu. Rupanya dia sudah bangun. Wajahnya juga terlihat terkejut. Bagaimana Tuan ini bisa di sini? begitulah batinnya. Bahkan pertemuannya dengan Dodik tiga tahun lalu masih terasa seperti mimpi.

"Citra, apa yang kamu lakukan? Siapa laki-laki ini?" tanya Titik, bibinya Citra.

Citra kebingungan. Saat terbangun, bukan hanya Dodik, seluruh keluarganya sudah mengelilinginya.

"Ci-Citra …." Tiba-tiba Bu RT pingsan.

Citra langsung bangun dan bergegas mendekati ibunya. "Ibu enggak papa?" tanyanya khawatir.

Seketika Titik mendorong Citra dengan tatapan tajam. "Bagaimana kamu masih bisa menanyakan ibumu setelah menghabiskan malam dengan laki-laki lain?"

"Tidur? Laki-laki lain? Apa maksud Bude?" Citra tidak mengerti.

"Enggak usah sok bodoh! Lagian kamu udah tertangkap basah tidur dengannya." Titik menunjuk Dodik.

"Apa maksud Bude aku tidur dengan Tuan Dodik?" Citra juga menunjuk Dodik.

"A-apa kamu mengenaliku?" tanya Dodik sembari menunjuk dirinya sendiri.

Citra mengabaikan Dodik. Perhatiannya masih berpusat ke Titik. "Enggak, Bude! Aku kemarin tidur di sini sendiri untuk menjaga sapi-sapiku. Tapi saat aku bangun, kalian sudah ada di sini semua," bela Citra.

"Lalu kenapa aku melihat kalian berpelukan tadi pagi. Lihat, laki-laki ini sampai enggak pakai baju." Titik semakin memperpanas suasana.

Dodik langsung memeluk tubuhnya sendiri. Sial! Semua ini gara-gara dua begal itu.

"Enggak kok, enggak! Aku bahkan enggak kenal perempuan ini!" tegas Dodik menunjuk Citra.

"Namamu benar Dodik, kan?" tanya Titik.

Dodik mengangguk.

"Apa kamu enggak dengar kalau Citra tadi nyebut namamu: Tuan Dodik." Titik menunjuk Citra.

"Tapi aku enggak kenal dia!" tegas Dodik.

"Kenal atau enggak, kamu tetap bukan anggota keluarga kami. Berani sekali kamu meniduri calon menantunya Pak RW!" timpal Titik.

"Tapi aku tidak benar-benar tidur dengannya!" tegas Dodik.

Tiba-tiba orang lebih banyak datang. Sebelum Dodik menyelesaikan penjelasannya, mereka beramai-ramai mengangkat Dodik dan Citra ke alun-alun desa.