Chereads / Kaisar Dewa Sang Pemukul Surga / Chapter 17 - Demigods

Chapter 17 - Demigods

Angin sepoi-sepoi menari-nari dengan lembut. Di tengah-tengah lapisan riak udara, sesosok perempuan dapat terlihat dengan jelas.

Dia mengenakan gaun kimono berwarna hitam dengan wajah yang luar biasa cantik, yang cukup untuk menyebabkan bencana di dunia manapun.

Rambutnya yang panjang disanggul dengan rapi sementara di bagian tertentu sanggul rambutnya, ada tusuk rambut berwarna hitam yang tampak seperti anak panah kecil.

Ekspresinya yang acuh tak acuh dan matanya yang dingin cukup untuk membuat siapapun tidak berani menatap lurus ke matanya.

Saat dia berada di udara, hanya pancaran wajahnya saja sudah cukup untuk menutupi seluruh kemegahan matahari. Hanya dengan melihatnya berdiri di sana akan membuat orang-orang merasa kalau dialah yang memberikan cahaya pada siang hari.

Dia memiliki kulit berwarna putih yang sedikit gelap dan bibir berwarna keabu-abuan. Ketika itu dikombinasikan dengan gaun kimono hitam yang menutupi seluruh tubuhnya yang penuh dengan lekukan, dia tampak seperti seorang dewi yang jauh dan misterius, membuat seseorang mau tidak mau merasa hormat kepadanya.

Wajahnya yang dingin juga memancarkan kesejukan dan kekudusan, yang membuat seseorang yang melihatnya langsung membuang semua pikiran kotor dan menghujat mereka dari dirinya.

Keheningan langsung menyelimuti seluruh kota saat wanita itu muncul sementara pikiran semua orang dipenuhi dengan pertanyaan tentang identitasnya.

Bahkan Qin Tian tidak bisa untuk tidak membelalakkan matanya saat dia melihat sosok wanita itu.

Wajahnya sedikit mirip dengan Shui Yao! Namun, apakah itu aura atau tempramen, dia berada jauh di atas Shui Yao.

Meskipun kecantikannya tidak mencapai tingkat yang tak terbayangkan, namun, pesona yang dia pancarkan memang cukup untuk membuat semua yang dibawah langit merasakan perasaan inferioritas darinya.

"Bibi." Shui Yao yang berada di samping Qin Tian berbicara dengan senyum bahagia di wajahnya saat wanita itu muncul.

Dia tidak tahu identitas pasti bibinya. Sejak ayahnya terluka dan pamannya yang tiba-tiba ingin menikahkan dia dengan Feng Shen, dia tiba-tiba muncul entah darimana dan mengatakan kalau dia adalah adik dari ibunya yang sudah meninggal.

Dia kemudian membawanya ke kota ini dan menjaganya dari kedua kekaisaran yang ingin memaksanya menikah. Baru dua hari yang lalu dia mengatakan kalau dia ingin pergi sebentar. Namun, siapa yang menyangka sejak dia pergi, kedua kekaisaran itu langsung mengirim orang-orang untuk menangkapnya.

Dan sekarang, ketika seorang ahli ranah Transenden ingin menangkapnya, dia kembali muncul.

"Dia bibimu?" Qin Tian tidak bisa menahan kejutan saat dia mendengar kata-kata Shui Yao.

Namun Shui Yao mengabaikan pertanyaan Qin Tian sementara tatapannya terfokus pada bibinya yang melangkah lebih dekat menuju mereka.

Lin Ji yang berdiri di depan Qin Tian menyipitkan matanya saat dia menatap wanita itu dengan waspada. Dia mengambil beberapa langkah mundur ke belakang mendekati Qin Tian untuk melindunginya.

Meskipun tujuan bibi Shui Yao bukanlah mereka, namun dia bisa merasakan bahaya yang sangat besar darinya sehingga dia secara spontan menjadi waspada.

Bibi Shui Yao tidak memperhatikan mereka. Dia hanya menatap Shui Yao beberapa saat sebelum mengalihkan tatapannya ke Feng Lu.

"Siapa kamu, ingin memaksa keponakanku menikah?" Dia bertanya dengan nada yang sangat dingin sehingga udara itu sendiri terasa membeku seolah-olah ada glester berusia jutaan tahun di sana.

Feng Lu yang melihat kedatangan bibi Shui Yao juga menyipitkan matanya. Namun dia tidak seperti Lin Ji yang bisa merasakan bahaya besar darinya sehingga dia tidak terlalu waspada.

"Jadi kamu adalah wanita yang mengaku sebagai bibi Shui Yao? Aku tidak tahu siapa kamu! Namun, pernikahan ini adalah keputusan dua kekaisaran, apakah nona benar-benar ingin ikut campur?" Meskipun dia mendengar bahwa Bibi Shui Yao sangat kuat. Namun, mengingat dia mewakili dua kekaisaran, dia tidak perlu merasa takut.

Dan setelah dia melihat penampilannya, Feng Lu dapat segera mengetahui kalau dia hanyalah wanita muda berusia dua puluhan.

Bagi ahli ranah Transenden yang memiliki umur yang panjang, mereka dapat mempertahankan masa muda mereka meskipun usia mereka sudah tua. Namun, meskipun mereka dapat mempertahankan masa muda mereka, usia seseorang adalah sesuatu yang tidak bisa ditutup-tutupi.

Dengan pandangan sekilas, Feng Lu dapat segera mengetahui kalau bibi Shui Yao bukanlah wanita tua yang mengubah penampilannya. Tapi wanita yang benar-benar masih muda. Penampilannya memang sesuai dengan usianya.

Hanya seorang wanita muda berusia dua puluh tahunan, seberapa kuat dia bisa menjadi.

Rasa waspada Feng Lu dengan cepat berkurang saat dia menyadari usia wanita itu.

"Hmph." Dia mendengus setelah mendengar kata-kata Feng Lu. "Hanya sebuah kekaisaran belaka namun berani bertindak arogan di depanku." Dia berbicara dengan nada merendahkan seolah-olah sebuah kekaisaran tidak lebih dari sebuah desa di depan matanya.

Orang-orang yang mendengar kata-katanya dan bahkan Qin Tian merasa bahwa telinga mereka sedang salah dengar. Namun, bagaimana mungkin telinga seorang kultivator seperti mereka bisa memiliki masalah seperti salah dengar.

Untuk berani merendahkan sebuah kekaisaran, bahkan kekaisaran besar tidak berani melakukannya.

Namun, Lin Ji yang berdiri di depan Qin Tian tidak mengalami perubahan ekspresi seolah-olah dia setuju dengan kata-kata wanita itu.

"Kamu!" Feng Lu yang mendengar kata-kata wanita itu tidak bisa menahan perasaan marah. Sebagai Pelindung Kekaisaran, dia memiliki status yang sangat tinggi. Namun, wanita muda di depannya tidak hanya merendahkan dirinya, tapi juga kekaisarannya.

Auranya yang awalnya sudah tenang melonjak sekali lagi setelah dia menjadi marah. "Karena kamu tidak tahu apa yang baik untuk dirimu sendiri, kalau begitu biarkan orang tua ini melihat seberapa kuat dirimu."

Setelah mengatakan itu, Feng Lu segera terbang ke udara menuju wanita itu.

Whoosh...

Dia terbang dengan kecepatan yang sangat cepat sehingga mata semua orang di kota tidak bisa melihat pergerakannya.

Saat dia terbang, dia juga membawa badai dahsyat yang sangat besar di sekelilingnya. Angin di dalam badai terlihat sangat tajam sehingga ahli di bawah ranah Transenden pasti akan langsung tercabik-cabik jika mereka memasuki badai.

Semua orang di dalam kota gemetar ketakutan saat melihat badai itu karena jika badai itu secara tidak sengaja jatuh ke kota, mereka akan benar-benar menemui pencipta mereka.

Namun, bibi Shui Yao yang terbang di udara hanya memandang Feng Lu dengan acuh tak acuh seolah-olah Feng Lu dan badai yang dibawanya tidak lebih dari sekedar kupu-kupu yang mengibaskan sayapnya.

"Karena kamu berani melebih-lebihkan dirimu sendiri, maka jangan salahkan wanita ini karena tanpa ampun." Dia berbicara dengan nada dingin sementara tangan kirinya yang selalu memegang pedang sedikit bergerak.

Pergerakannya itu sangat sedikit sehingga tidak ada yang bisa melihatnya dengan jelas. Namun, Feng Lu yang terbang di udara bisa melihat kalau wanita itu sedang menarik pedangnya dari sarungnya. Tapi dia hanya menarik sedikit. Hanya satu inci pedang yang dia keluarkan dari sarungnya sebelum dia berhenti bergerak.

Feng Lu bertanya-tanya tentang apa yang ingin dilakukan wanita itu. Namun, segera setelah pedang itu ditarik, dia bisa merasakan perasaan yang belum pernah dirasakan.

Itu adalah perasaan bahaya yang sangat besar yang membuatnya merasakan kematian pasti.

Dalam hidupnya, dia sudah merasakan banyak bahaya yang mengancam hidupnya. Namun, dibandingkan bahaya kali ini, bahaya yang selama ini dia rasakan tampak seperti permainan anak-anak.

Sebesar apapun bahaya yang dia alami selama ini, itu tetap meninggalkan beberapa peluang untuk bertahan hidup. Namun, bahaya kali ini, dia tidak bisa merasakan satupun peluang untuk bertahan hidup dengan kata lain dia pasti mati.

Meskipun orang-orang di bawah tidak bisa melihat dan merasakan apa-apa. Namun, Feng Lu yang menjadi sasaran merasa seolah-olah dia berada di tengah-tengah lautan pedang yang tak terhitung jumlahnya, dan semua pedang itu memiliki keinginan untuk membunuhnya.

"Niat Pedang!" Adalah kata-kata terakhir yang diucapkan Feng Lu sebelum dia menutup matanya.

Tidak ada penyesalan atau ketakutan yang terlihat di matanya saat dia menutup matanya. Hanya ada tatapan kekaguman dan keinginan di matanya seolah-olah kematiannya adalah sebuah kemuliaan.

Itu hanya karena satu hal; Niat Pedang.

Dan itu karena niat pedang hanya bisa mewakili satu hal. Satu hal yang dapat menyebabkan bahkan lapisan kesembilan Transenden berlutut dengan rendah diri.

DEMIGODS!

Itu ranah kultivasi di mana seseorang memiliki status penatua di faksi puncak di dunia manapun itu.

Adapun Demigods berusia dua puluh tahunan? Bahkan di seluruh langit berbintang, hanya ada beberapa dan mereka semua adalah jenius puncak dari faksi puncak. Mereka semua memiliki masa depan yang tak terbatas, dan dapat dipastikan untuk menjadi ahli puncak di masa depan.

Untuk mati di tangan seseorang yang mungkin akan menjadi ahli puncak di langit berbintang! Bahkan kaisar dari kekaisaran besar akan merasa sangat terhormat.

Sementara Feng Lu merasakan kemuliaan terbesar dalam hidupnya, orang-orang di dalam kota terus dipenuhi dengan kekhawatiran saat badai Feng Lu menjadi semakin mengerikan.

Mungkin hanya orang-orang dari Kekaisaran Angin Suci seperti Feng Shen yang bisa tetap tersenyum saat melihat badai yang menakutkan.

Namun, sama seperti semua orang dipenuhi dengan ketakutan, tiba-tiba Feng Lu yang baru berada di tengah-tengah perjalanan tiba-tiba berhenti di tempat, dan dalam sekejap saja, badai yang tampak seperti bencana itu langsung menghilang ke udara tipis. Hanya menyisakan angin sepoi-sepoi yang menari-nari di udara.

Orang-orang tidak bisa untuk tidak bertanya-tanya dengan apa yang dilakukan Feng Lu.

Namun, segera sesuatu yang membuat semua orang mulai meragukan penglihatan mereka sendiri terjadi.

Jatuh.

Feng Lu yang awalnya tampak sangat perkasa mirip dengan dewa dalam legenda bagi semua orang di kota tiba-tiba terjatuh dari udara dengan cara yang sangat menyedihkan seperti layang-layang yang talinya terputus.

"Hah???"