Bai Ran menatap lurus-lurus ke arah pria yang berada di hadapannya sambil menggigit bibir bawahnya. Ia juga tidak tahu harus bagaimana caranya untuk menghadapi pria ini. Pada akhirnya, ia hanya bisa naik ke lantai atas dengan patuh dan menuruti perintah Quan Rui untuk mandi. Quan Rui, kamu hebat! batin Bai Ran.
Setelah Bai Ran melihat ke kiri dan ke kanan, ia segera mengunci pintu kamar mandi. Lihat siapa yang bisa melakukan sesuatu padaku! Memangnya aku tidak bisa mandi sendiri? pikir Bai Ran. Ia benar-benar mengira bahwa Quan Rui mungkin benar-benar akan memandikannya. Rumah ini adalah kediaman Quan Rui sehingga jika pria itu ingin melakukan sesuatu, Bai Ran bahkan tidak bisa melawannya sama sekali. Bai Ran tiba-tiba merasa seakan ia baru saja masuk ke dalam kandang serigala…
———
Saat Bai Ran melangkah naik ke lantai atas dengan marah, George secara terburu-buru datang untuk melapor pada Quan Rui.
"Tuan, saya sudah melakukan penyelidikan sesuatu dengan perintah Tuan. Kami hanya menemukan tempat tinggal Nona Bai dan ibunya juga ada di dalam rumah. Kami masih belum mendapatkan latar belakang ibunya untuk sementara waktu."
Hati George sebenarnya sedikit tidak tenang setelah mengatakan ini. George telah bekerja untuk Quan Rui selama bertahun-tahun dan kemampuannya jelas layak untuk diakui. Namun, ia telah mencari dari seluruh sumber dukung dan masih tidak bisa menemukan informasi apapun tentang ibu Bai Ran.
"Oh?" Quan Rui mengangkat alisnya dan tampak sedikit tertarik. "Kalau kamu tidak bisa menemukannya, yang menjelaskan itu juga adalah orang yang punya cerita.
"Meskipun kami tidak menemukan identitas ibu Nona Bai, kami justru menemukan bahwa kondisi kesehatan ibunya selalu tidak baik dan belakangan ini beliau masih dalam masa pemulihan. Biaya perawatan beliau mahal dan kami memperkirakan bahwa ini juga satu alasan Nona Bai pergi ke keluarga Jiang," George menambahkan. Ia memeriksa sebentar dan hanya menemukan petunjuk ini. Namun, ia harap informasi ini berguna bagi Quan Rui.
Quan Rui mengangguk setelah mendengar penjelasan George dan tidak mengatakan apapun. Ia hanya melambaikan tangan pada George dan memberi kode pada George untuk mundur. George melihat itu, lalu berbalik badan dan mundur ke satu sisi.
Hanya tersisa Quan Rui sendirian di ruang tamu. Lalu, pelayan datang membawakan anggur merah dan menuangkannya untuk Quan Rui. Quan Rui bukan orang yang suka merokok, tapi kadang-kadang ia meminum sedikit anggur merah saat sedang memikirkan banyak hal hingga hal ini menjadi kebiasaannya.
Jari-jari Quan Rui yang ramping memegang gelas, lalu pergelangan tangannya sedikit menggoyang gelas itu hingga cairan merah yang memikat juga ikut bergoyang hingga sedikit riak perlahan-lahan muncul di permukaan. Quan Rui mengangkat gelasnya dan menyesap anggur itu dari gelas. Sosoknya memancarkan aura yang sedikit dingin.
Kemunculan Bai Ran mengacaukan rencana Quan Rui sekaligus membalikkan situasi. Ia seharusnya menggunakan wanita yang tiba-tiba menerobos ke dalam hidupnya itu dengan sebaik mungkin. Sepertinya Quan Rui akan lebih mudah menghadapi keluarga Jiang dengan menggunakan Bai Ran.
———
Sementara Quan Rui memikirkan rencananya, Bai Ran yang berada di lantai atas telah bersiap untuk mandi. Mandi dengan air hangat benar-benar sangat nyaman. Seluruh sel dalam tubuh serasa kembali pulih dan tubuhnya juga tidak seberat tadi. Bai Ran mengambil handuk untuk menyeka tubuhnya. Namun, saat ia mengulurkan tangan untuk mengambil pakaian yang tadi diserahkan pelayan, ia langsung membeku.
Apa aku tidak salah lihat? pikir Bai Ran. Diam-diam, ia melihat pakaian putih yang tergeletak di depannya dan ternyata itu adalah sebuah kemeja pria. Bai Ran merasa bagaikan ada petir yang menyambar dalam benaknya hingga membuatnya terkejut. Ia sempat melirik pakaian ini sebelum masuk ke kamar mandi, namun ia tidak melihatnya secara detail dan hanya melihat setumpuk kain putih. Bai Ran tadinya mengira bahwa itu adalah rok putih atau sesuatu. Namun, ia justru tidak pernah menyangka bahwa ternyata ia diberi sebuah kemeja pria.
Bai Rak tak tahan lagi hingga memicingkan matanya dan membatin, Apakah pelayan-pelayan tadi tidak melihat kalau aku seorang wanita? Jadi baru mengambil pakaian pria kepadanya? Tuhan… Tidak boleh begitu menyakiti orang.