Yang tersisa di ruang makan hanyalah Quan Rui dan Bai Ran.
Kebetulan saat ini sinar matahari bersinar terang di ruang makan.
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Bai Ran mengambil kotak obat dan duduk di samping Quan Rui.
Kemudian ia mengambil salep dan mengulurkan tangannya untuk mengoleskan salep tersebut ke luka di tangan Quan Rui.
Tangan Quan Rui jauh lebih besar dibandingkan dengan milik Bai Ran.
Ketika Quan Rui memegang Bai Ran, tangannya seolah bisa membungkus seluruh tangannya. Sama seperti ketika memeluknya, rasanya Quan Rui mampu menghangatkan seluruh hatinya.
Eh... apa yang kamu pikirkan?! Gumam Bai Ran pada dirinya sendiri.
Bai Ran buru-buru menarik kembali pikirannya yang melayang ke mana-mana. Ia membalik tangan kanan Quan Rui dan melihat bekas luka bakar di antara jari telunjuk dan jari tengah. Ujung alisnya berkerut lagi.