"Xiao Xiao, aku agak lapar. Ayo, temani aku cari makan."
Chu Xiaoxi melirik Jin Jing dengan muram, kemudian menyeret Gu Xiaoxiao keluar dari kamar asrama mereka. Setelah meninggalkan kamar itu, mereka berdua kompak menghela napas lega. Chu Xiaoxi melihat Gu Xiaoxiao sambil berkata dengan sedih, "Dunia kita berdua yang indah telah berakhir."
"Tidak mungkin seburuk itu! Mungkin dia dan Kak Yiran tidak akan sering ke sini?" Gu Xiaoxiao berusaha menghibur.
"Sama seperti Kak Yiran?" Chu Xiaoxi tersenyum, lalu bertanya, "Apakah maksudmu dia akan tinggal di asrama laki-laki di malam hari?"
Ekspresi Gu Xiaoxiao menjadi kaku dan tidak nyaman sata mendengar kata-kata Chu Xiaoxi. Jelas, reaksi Gu Xiaoxiao tidak luput dari perhatian Chu Xiaoxi. "Xiao Xiao. Aku tahu bahwa mungkin aku seharusnya tidak mengatakan ini, tapi aku masih ingin mengingatkanmu. Hubunganmu dengan Mu Yunfan sudah berakhir. Kamu tidak boleh mengingatnya lagi. Dia tidak layak untukmu."
Gu Xiaoxiao mengangguk pelan setelah mendengarkan Chu Xiaoxi. Ia menundukkan kepalanya sehingga Chu Xiaoxi tidak bisa melihat ekspresi di wajahnya dengan jelas. Namun bibirnya yang sedikit melengkung dan menunjukkan senyum pahitnya masih bisa dilihat. "Aku mengerti," ujarnya singkat.
Mereka bergandengan tangan dan berjalan perlahan melintasi kampus. Meskipun tidak turun salju, cuaca malam itu terlihat suram.
"Sebenarnya, aku tidak tahu harus berkata apa," Gu Xiaoxiao membisikkan apa yang ia pikirkan. "Kau tahu, aku tumbuh besar bersamanya sejak dia masih kecil. Terkadang kita tak bisa melupakan beberapa hal sekaligus. Sejujurnya, aku tidak siap saat mengetahui bahwa dia bermain di belakangku dengan Jin Jing karena yang aku tahu, dia bukan orang seperti itu."
"Orang bisa berubah."
"Benar, orang bisa berubah," Gu Xiaoxiao mengulangi kata-kata Chu Xiaoxi dengan lirih. "Aku juga banyak berpikir dalam dua hari terakhir. Mu Yunfan adalah orang yang tahu apa yang dia inginkan dan apa yang harus dilakukan untuk mendapatkannya. Aku sedang mengira-ngira apakah dia memilih Jin Jing karena dia menyukainya atau karena ada alasan lain. Singkatnya, Mu Yunfan memiliki ambisinya dan impiannya sendiri, dan aku juga punya pilihanku sendiri," terang Gu Xiaoxiao, lalu menatap Chu Xiaoxi dengan tegas, "Kamu tahu bagaimana sifatku. Begitu aku memutuskan untuk tidak menginginkannya lagi, aku tidak akan pernah menginginkannya lagi tanpa peduli jika dia sudah berubah menjadi lebih baik."
"Itu bagus!" sahut Chu Xiaoxi sambil menepuk-nepuk kepala Gu Xiaoxiao, "Sampah seperti itu sama sekali tidak layak untuk mendapatkanmu. Tunggu sampai aku menemukan lelaki yang lebih baik untukmu!"
"Xiao Xi, jangan pukul kepalaku! Tinggiku hanya sampai lehermu. Kalau kamu memukulku begitu, aku akan terlihat bodoh! Dan jangan lupa bahwa aku sudah menikah…" suara Gu Xiaoxiao kian lama kian memelan hingga terdengar seperti berbisik. Rasanya, ia ingin mencari sebuah lubang dan bersembunyi di dalamnya agar tidak ada orang lain yang melihatnya lagi.
Membicarakan tentang pernikahan Gu Xiaoxiao membuat Chu Xiaoxi ikut sakit kepala. Ia menatap Gu Xiaoxiao tanpa daya dan dengan ragu bertanya, "Xiaxiao, apa Nenek tahu tentang hal ini?"
Gu Xiaoxiao adalah seorang yatim piatu dan ia diambil dari panti asuhan oleh neneknya sejak kecil. Ia hanya memiliki satu kerabat yang tersisa. "Aku tidak berani memberitahu Nenek tentang hal konyol seperti ini," jawab Gu Xiaoxiao sambil menundukkan kepalanya dan menyentuh hidungnya. "Pasti ada jalan untuk semuanya. Hanya perlu mengambil langkah pelan-pelan saja."
Wajah Chu Yichen muncul di benak Gu Xiaoxiao dan perasaannya mengambang tanpa arah di udara. Gu Xiaoxiao berdiri diam dan berhenti berbicara, lalu membatin, Aku bahkan tidak memiliki kontak Chu Yichen. Apakah aku akan bertemu dengannya lagi? Jika tidak, apa yang harus aku lakukan…
Chu Xiaoxi menatap Gu Xiaoxiao yang berada di sampingnya dengan sedih.