Chu Xiaoxi pikir ia salah dengar dan berhalusinasi. Setelah Chu Xiaoxi menatap Chu Yichen untuk waktu yang lama, ia menyadari maksud dari perkataan Chu Yichen. "Kapan itu terjadi? Kenapa aku tidak tahu?" tanya Chu Xiaoxi. Ia melihat ke arah kamar tidur, lalu menarik Chu Yichen pergi dan sedikit menguatkan suaanya untuk bertanya, "Apa yang terjadi hari ini?"
Rutinitas Gu Xiaoxiao selalu terlihat normal dan ia jarang tinggal di tempat tidur untuk waktu yang lama. Namun, Chu Xiaoxi juga merasa ada yang tidak beres ketika melihat Chu Yichen. Sementara itu, Chu Yichen memandang Chu Xiaoxi. Ia memutuskan untuk tidak menyembunyikan semuanya dan langsung memberitahu Chu Xiaoxi.
"Shi Zijian?" ulang Chu Xiaoxi sambil menggertakkan giginya dengan kesal, "Pria tua yang gemuk dengan telinga besar dan mata penuh nafsu itu?"
Chu Xiaoxi pernah melihat Shi Zijian dan saat itu, pria itu meninggalkan kesan mendalam di mata Chu Xiaoxi. Semua orang bilang bahwa Shi Zijian sangat bejat dan sangat menyukai adik-adik muda. Chu Xiaoxi biasa mendengar ini sebagai lelucon, tapi ia kemudian tak mempedulikannya. Tanpa diduga, kali ini orang itu benar-benar bermain dengan orang di sekitar Chu Xiaoxi.
Xu Ming telah mengirimkan tas milik Gu Xiaoxiao pagi ini. Alasan mengapa Gu Xiaoxiao berada di Royal City Club tadi malam menjadi jelas sekali. Chu Xiaoxi memperhatikan percakapan itu sambil duduk di sofa dengan tatapan yang suram. "Serahkan padaku," kata Chu Xiaoxi sambil menatap Chu Yichen dan melipat tangan di depan dada, "Soal Shi Zijian itu, aku akan menemuinya."
"Habiskan lebih banyak waktu dengan Xiaoxiao jika kamu punya waktu sekarang. Kamu tidak perlu khawatir tentang hal lain," kata Chu Yichen. Ia berbalik ke ruang ganti dan mengambil pakaiannya karena ia hendak pergi ke perusahaan untuk mengurus sesuatu. Lalu, ia menambahkan, "Xiaoxiao belum tahu identitasku. Perhatikan apa yang ingin kamu bicarakan dengannya."
"Jangan khawatir. Aku tahu batasan yang tepat," kata Chu Xiaoxi. Chu Yichen tidak perlu mengingatkannya karena ia mengerti bahwa jika Gu Xiaoxiao mengetahuinya sekarang, temannya itu pasti akan takut.
Gu Xiaoxiao tidur sampai jam sepuluh sebelum akhirnya ia bangun. Saat ia membuka mata, ia melihat keadaan di sekeliling yang kosong. Kemudian, ia teringat tentang apa yang ia dan Chu Yichen lakukan tadi malam. Gu Xiaoxiao menjadi malu dan masuk ke selimut. Begitu ia masuk ke selimut, terdengar suara lucu yang memanggilnya dari pintu, "Gu Xiaoxiao. Di siang hari begini, bagaimana bisa kamu berada di tempat tidur kakakku?"
Tubuh Gu Xiaoxiao menegang dan ia perlahan-lahan menjulurkan kepalanya. Setelah melihat Chu Xiaoxi di pintu, ia ingin sekali menggali tanah dan mengubur dirinya sendiri. Ia sedang tidak ingin melihat siapapun.
"Apa yang disembunyikan?" tanya Chu Xiaoxi sambil melangkah ke tempat tidur dan menerkam Gu Xiaoxiao. Chu Xiaoxi ingin mencubit wajah Gu Xiaoxiao, tapi ia melihat bahwa pipi sahabatnya masih merah dan bengkak. Tatapan Chu Xiaoxiao menggelap, lalu ia bertanya dengan suara rendah, "Siapa yang memukulmu? Jin Jing?"
Gu Xiaoxiao tertegun sejenak karena ia belum tahu apa saja yang telah Chu Xiaoxi ketahui. Namun, Chu Xiaoxi dapat melihat dari reaksi Gu Xiaoxiao bahwa tebakannya benar. "Oh, aku benar-benar meremehkannya," Chu Xiaoxi mencibir dengan ironis, lalu berkata, "Jangan khawatir, Xiaoxiao. Aku akan membalasnya!"
"Xiaoxi…" Gu Xiaoxiao terdiam beberapa saat, lalu berkata dengan hati-hati, "Aku tidak bermaksud menyembunyikannya darimu. Aku... aku hanya tidak tahu bagaimana caranya memberitahumu." Gu Xiaoxiao menurunkan pandangannya dengan dan juga mengerutkan bibirnya. "Setelah aku tahu bahwa dia adalah kakakmu, aku berencana untuk mengajukan perceraian, tapi dia tidak setuju."
"Baiklah, baiklah. Jangan memamerkan cinta suami istri di depanku," kata Chu Xiaoxi sambil terkekeh, "Kelinci putih kecil ini ternyata telah diperhatikan oleh kakakku, jadi jangan berpikir untuk melarikan diri. Bagaimana bisa dia baru saja memberitahuku? Aku sangat senang setelah tahu bahwa kamu sudah menjadi saudara iparku. Bagaimana bisa aku menyalahkanmu?"