Xu Ming mengemudikan Bentley biru Chu Yichen menuju rumah sakit terdekat, tapi Chu Yichen yang duduk di kursi belakang tidak berniat melakukannya. Chu Yichen menundukkan kepalanya dan mengawasi keadaan Gu Xiaoxiao, lalu berkata pada Xu Ming, "Kembali ke apartemen di dekat perusahaanku."
Mulut Gu Xiaoxiao kering dan tubuhnya panas. Wajahnya menempel di dada Chu Yichen, tangannya masih meremas pakaian Chu Yichen, dan menolak untuk melepaskan suaminya.
Meskipun insiden ini bukan pertama kalinya Gu Xiaoxiao dijebak oleh Jin Jing, kali ini sangat berbeda. Terakhir kali Gu Xiaoxiao pingsan, ia sama sekali tidak mengingat apa yang terjadi dengan jelas. Ingatan terakhirnya hanyalah saat berdiri dan meminum dua gelas anggur di depan Jin Jing dan Mu Yunfan dan. Namun, kali ini Gu Xiaoxiao mengingat semuanya. Ia ingat bagaimana ia sampai di sini dan bagaimana ia dipaksa untuk minum air. Ia ingat bagaimana tamparan Jin Jing mendarat di wajahnya dan bagaimana tangan Shi Zijian menyentuh tubuhnya. Semuanya jelas dalam pikiran Gu Xiaoxiao dan memori buruk itu terus berulang kali terputar.
Amarah, rasa malu, penderitaan.
Kehidupan Gu Xiaoxiao sangat bersih sejak kecil. Bukan berarti ia tidak pernah melihat bajingan seperti itu dan tidak pernah mendengar tentang dunia gelap seperti itu. Namun, ia tidak pernah berpikir bahwa hal-hal itu akan benar-benar terjadi padanya. Ia tidak mengira bahwa akan ada sekelompok orang yang tidak bermoral dan menjijikkan di sekitarnya.
Air mata Gu Xiaoxiao jatuh. Ia berbaring di lengan Chu Yichen dan tubuhnya menggigil. Chu Yichen memeluk Gu Xiaoxiao dengan erat sampai mobil tiba di gedung apartemen. Mau tak mau, ia melepaskan tangannya untuk membuka pintu mobil dan membawa Gu Xiaoxiao pulang kembali ke apartemen.
Chu Yichen memandang Xu Ming yang kembali bersama mereka. Ia berdiri di luar pintu, menutup pintu, lalu berbisik pada Xu Ming, "Pertemuan besok pagi ditunda hingga sore. Tolong bantu Xiaoxiao untuk mendapat cuti setengah bulan. Sisanya kita bicarakan besok."
Xu Ming memandang ke arah kamar tidur dan menahan rasa curiganya. "Baiklah. Kalau begitu, aku kembali dulu," ujarnya. Lalu, ia pergi meninggalkan apartemen Chu Yichen.
Setelah Xu Ming pergi, Chu Yichen kembali ke sisi Gu Xiaoxiao. Ia melihat tubuh kecil Gu Xiaoxiao meringkuk dan menyusut menjadi seperti bola. Wanita mungil itu menutupi dirinya dengan selimut, tapi Chu Yichen masih bisa melihat bahwa tubuhnya gemetar. Setelah menunggu lama, kekuatan fisik Gu Xiaoxiao akhirnya mulai pulih. Chu Yichen pergi ke kamar mandi dan menyiapkan air untuk mandi. Lalu, ia perlahan membuka selimut dan berkata pada Gu Xiaoxiao, "Ayo mandi dulu, baru nanti lanjut tidur lagi."
Saat tangan Chu Yichen membuka kancing pertama pakaian Gu Xiaoxiao, Gu Xiaoxiao menatap Chu Yichen dengan gugup dan menggelengkan kepalanya berulang kali sambil berteriak dengan panik, "Tidak mau!"
"Xiaoxiao," panggil Chu Yichen dengan lembut. Ia merangkul Gu Xiaoxiao yang mencoba melarikan diri, menepuk punggungnya dengan lembut, dan berkata, "Aku janji hal seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi. Ada aku, semuanya akan baik-baik saja."
Tubuh kaku Gu Xiaoxiao berangsur-angsur rileks setelah mendengar kata-kata Chu Yichen. Kemudian, Chu Yichen mencoba perlahan-lahan membujuk Gu Xiaoxiao. Namun, tak peduli apapun yang Chu Yichen katakan, Gu Xiaoxiao tidak mau membiarkan Chu Yichen membantunya membersihkan tubuhnya. Pada akhirnya, Chu Yichen harus membiarkan Gu Xiaoxiao masuk ke kamar mandi sendirian sementara ia menunggu di luar.
Gu Xiaoxiao duduk di dalam bak air dan berusaha keras untuk menyeka lengan, tangan, kaki, dan lehernya di tempat yang sempat disentuh Shi Zijian. Ia tidak peduli seberapa keras usahanya untuk menggosok badannya, bahkan sampai kulit yang telah digosoknya mengeluarkan sedikit noda darah. Ia hanya tahu bahwa setiap kali ia teringat akan Shi Zijian dan Jin Jing, ia ingin muntah karena jijik.