"Yah, aku bodoh, dan aku tidak berdaya." Chu Yichen mengangguk untuk mengakui kata-katanya, "Jadi kamu sebagai orang dewasa, maafkan yang kecil kali ini, oke?"
Gu Xiaoxiao menatapnya dengan tenang, dengan perasaan yang tidak dapat dijelaskan di dalam hatinya.
Dia tidak tahu apakah ada orang lain yang merasakan hal yang sama. Satu hal yang menurutmu sangat penting, tetapi di mata orang lain, itu adalah masalah sepele.
Ketika dua orang sedang marah dan bertengkar, kita jelas ingin kemarahan itu terlihat hidup. Ketika sudah perang dingin, kita akan selalu memikirkan kembali pertengkaran itu, kemudian meninjau kembali apakah sudah bermain dengan cukup baik di kala itu. Namun beberapa hari kemudian, ketika masih marah, pihak lawan malah muncul dengan tersenyum seolah tidak ada yang terjadi. Jika seperti ini, kita akan bingung, sebenarnya kita marah karena apa? dan apakah hal tersebut sepadan dengan kemarahan kita?
